Penelitian ini bertujuan untuk mendalami tantangan dan peluang dalam merekonstruksi Kurikulum Merdeka di Papua serta menganalisis faktor-faktor sosial, budaya, dan kontekstual yang memengaruhi implementasinya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus, pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan multibahasa dan berbasis budaya sangat relevan untuk Papua, sementara partisipasi masyarakat dan peran tokoh adat menjadi kunci dalam menguatkan implementasi kurikulum. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam pemahaman yang lebih baik tentang kompleksitas pendidikan di Papua dan menawarkan rekomendasi untuk meningkatkan keberhasilan implementasi Kurikulum Merdeka di wilayah tersebut. dalam merumuskan kurikulum yang relevan dan responsif terhadap keberagaman budaya dan geografis Papua. Dalam konteks ini, konsep-konsep seperti kearifan lokal, pembelajaran berbasis budaya, dan partisipasi masyarakat menjadi landasan utama dalam merekonstruksi Kurikulum Merdeka di Papua. Artikel ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada diskusi tentang implementasi Kurikulum Merdeka yang inklusif dan berkelanjutan di seluruh Indonesia.
Copyrights © 2024