Tafsir Al-Qur’an selalu mencerminkan realitas yang dihadapi oleh penafsirnya. Tulisan ini akan menagaanalisis respon Kiai Maimun Zubair terhadap isu-isu sosial, politik, dan keagamaan di Indonesia melalui Safīnatu Kallā Saya'lamūn. Tafsir ini berasal dari kajian Tafsir al-Jalālayn yang disajikan oleh Kiai Maimun Zubair dalam Bahasa Jawa, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh muridnya, Lora Ismail Al-Ascholy. KiaiMaimun Zubair tidak hanya dikenal sebagai figur aktif di lingkungan pesantren, tetapi juga memiliki pengalaman luas di ranah politik Indonesia. Oleh karena itu, eksplorasi mendalam terhadap penafsirannya menjadi penting. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, historis, dan eksplanatoris, dengan penerapan analisis wacana kritis milik Teun A. Van Dijk. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kiai Maimun Zubair tidak hanya menjadikan tafsir sebagai sarana untuk memahami firman Tuhan dalam Al-Qur’an, tetapi juga sebagai wadah untuk mengekspresikan pandangan dan responsnya terhadap fenomena sosial, politik dan keagamaan di Indonesia. Isu seperti pertanian, demokrasi, kemerdekaan Republik Indonesia, penyebaran dakwah di tanah Jawa, hingga keamanan Negara Indonesia mendapat sorotan darinya. Safīnatu Kallā Saya'lamūntidak hanya menggambarkan situasi sosial, politik dan keagamaan di Indonesia kontemporer, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan dalam mendiskusikan persoalan-persoalan tersebut. Sikapnya mencerminkan paradigma pemikiran ulama pesantren yang tegas dalam bersikap dan mengungkapkan keyakinan, sehingga menjadikan pesantren turut berperan aktif dalam proses pembangunan Indonesia.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024