Ketersediaan air sangat berperan dalam siklus hidrologi lingkungan, dimana dalam konsepnya menyatakan jumlah air disuatu luasan tertentu dipermukaan bumi dipengaruhi oleh besarnya air yang masuk (input) dan keluar (output) pada jangka waktu tertentu. Ketidakseimbangan air dapat menyebabkan terjadinya kelebihan (surplus) dan defisit (kekurangan air) dan dapat berdampak pada berbagai sektor, salah satunya di sektor pertanian tanaman pangan yakni terjadinya pergeseran musim dan perubahan pola tanam. Dampak tersebut dapat diminimalisir bila dilakukan pengelolaan yang baik terhadap lahan dan lingkungannya yakni melalui perhitungan kondisi neraca air dalam suatu wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis sebaran spasial neraca air lahan di wilayah hujan tipe D, (2) menetapkan Waktu dan Pola Tanam berdasarkan Neraca Air lahan Padi dan Palawija di wilayah hujan tipe D. Penelitian ini menggunakan metode survei dan analisis perhitungan neraca air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa surplus air di wilayah Kecamatan Palangga dan Baito memiliki periode surplus 8 bulan dengan nilai 192, 40 mm/bulan yang terjadi pada bulan Juni dan terendah 2,04 mm/bulan yang sebarannya meliputi semua titik pengambilan sampel adapun secara administrasi meliputi desa Kiaea, Watudemba, Watumerembe, Wawonggura, Eewa, Onembute, Anggondara, Mekar Sari, Wawouru, Aosole, Sanggi-sanggi, Palangga, Tolihe, Sambahule, Matabubu, Mekarjaya, Wonua Raya, Ahuangguluri, Amasara, Wawouru, Mekarsari, Anggondara, Aosole, Eewa dan Onembute. Defisit air di wilayah Kecamatan Palangga dan Baito memiliki periode 4 bulan dengan periode tertinggi pada bulan Juni yakni 58,59 mm/bulan di titik 6 dan terendah pada bulan Februari dengan nilai 4,68 mm/bulan di titik 2. Wilayah Kecamatan Palangga dan Baito memiliki pola tanam jagung+kacang hijau-padi sawah-bero/sayuran; kedelai/padi sawah-bero/sayuran; jagung+kacang tanah-padi sawah-bero/rumput pakan.
Copyrights © 2023