Resistansi antimikrob merupakan isu global yang menjadi pusat perhatian dunia. Penularan pada manusia melalui hewan peliharaan penting untuk diwaspadai. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya resistansi antimikrob bakteri Escherichia coli pada kucing. Sebanyak 60 sampel swab diambil, yang terdiri atas 30 sampel kucing liar dan 30 sampel kucing peliharaan. Sampel diuji di Laboratorium Kesmavet Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Sampel kemudian di isolasi dan identifikasi dengan media selektif diferensial Eosin Methylene Blue Agar. Isolat Escherichia coli kemudian dilakukan uji sensitivitas untuk mengetahui adanya resistensi pada antibiotik ampicillin, tetracycline, dan streptomycin. Hasil penelitian menunjukkan 83% sampel terdapat bakteri Escherichia coli pada kucing, dengan resistansi antibiotik sebesar 16% terhadap antibiotika ampisilin, pada kucing liar 19%, dan kucing peliharaan 12%. Resistansi pada antibiotik tetrasiklin menunjukkan 12%, dimana kucing liar 15%, dan kucing peliharaan 8%. Sedangkan resistensi pada antibiotik streptomisin menunjukkan 4% (2/50), dengan resistensi pada kucing liar 8% dan pada kucing peliharaan tidak ditemukan adanya resistensi (0%). Kucing sebagai hewan yang memilliki kedekatan dengan kehidupan manusia, mampu menjadi faktor penular resistensi antimikroba, hal ini menjadi kewaspadaan dini sebagai tindakan pencegahan penularan resistensi antimikrobial pada manusia.
Copyrights © 2024