Perkembangan pemikiran Islam dalam Muhammadiyah, terutama pada konsep "Islam Berkemajuan" yang berbeda dari gerakan dakwah Islam lainnya. Muktamar Muhammadiyah meninjau kembali gagasan tersebut setiap lima tahun sekali. Ide ini muncul sebagai respons terhadap globalisasi. Didirikan pada tahun 1912 oleh Ahmad Dahlan, Muhammadiyah berkomitmen mengatasi kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan umat Islam, serta memurnikan praktik Islam dari takhayul dan sesat. Gerakan ini dikenal sebagai reformis dan modernis, menekankan akidah, ibadah, dan akhlak dengan pandangan Islam yang mendorong pencerahan dan kemajuan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitis dan mengumpulkan data dari literatur yang relevan. Muhammadiyah berfokus pada integrasi ilmu agama dan sekuler di lembaga pendidikan, pengembangan soft skills, dan sistem pendidikan yang mendukung akhlak Islami. Meskipun bukan partai politik, Muhammadiyah berperan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui politik kebangsaan. Islam Berkemajuan diimplementasikan dalam Muhammadiyah melalui berbagai taktik yang bertujuan untuk meningkatkan kehidupan individu, negara, dan seluruh umat manusia. Muhammadiyah menjunjung tinggi gagasan dakwah rahmatan lil alamin dan menekankan pentingnya kembali kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah. Dedikasi Muhammadiyah untuk menampilkan Islam yang berkemajuan diperkuat dengan sejumlah aksi dan program yang merepresentasikan tujuan untuk mewujudkan masyarakat yang modern, berkeadilan, dan terhormat.
Copyrights © 2024