Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting bagi manusia, peristiwa tutur dan tindak tutur merupakan bagian dari bahasa. Ketika seseorang berbicara, maka ada lawan bicaranya yang akan merespon ucapannya. Pada penderita down syndrom maka seringkali tindak tutur ucapan terasa sulit diartikan. Karena itu peneliti akan mengobservasi tingkat lokusi, ilokusi dan perlokusi penderita down syndrom yang bersekolah di SLB Tunas Bangsa Kabupaten Blitar. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dimana lima penderita down syndrome dipancing dengan beberapa pertanyaan wawancara. Hasil dari tanggapan dianggap sebagai data akan dianalisis sebagai hasil dan pembahasan.Hasil dari observasi dan penelitian yang dilakukan di SLB Tunas Bangsa bahwa 10 dari sample penderita down syndrome yang diteliti mengalami kegagalan penangkapan informasi sebagai mitra tutur terhadap penutur I. Pada kesimpulannya penderita down syndrom tidak memiliki ilokusi dan perlokusi yang baik terhadap mitra tutur. Penderita down syndrom tidak dapat menaggapi rangsangan baik berupa penyataan, pertanyaan maupun kalimat perintah.
Copyrights © 2023