Teknologi budikdamdrum pada sayuran akuaponik akan menjadi alternatif untuk petani guna memenuhi ketahanan pangan keluarga dengan pemanfaatan lahan sempit salah satunya seperti pekarangan rumah. Alat dan bahan yang digunakan yaitu : drum, baja ringan kanal c, pompa air, bellsiphon, gurinda, bor, pisau, meteran, TDS meter, selang air, pH universal, timbangan, batu kerikil, pecahan genteng dan pasir malang sebagai media tanam sayuran, benih kangkung, bibit ikan lele, air. Metode yang dilakukan terdiri dari beberapa tahapan yakni penyuluhan, pelaksanaan pelatihan, dan monotoring dan evaluasi rencana keberlanjutan program. Hasil yang didapatkan dari kegiatan PKM yakni adanya peningkatan yang signifikan dalam pertumbuhan tanaman kangkung. Penambahan tinggi tanaman disebabkan akibat dari hasil metabolisme tanaman yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan di daerah penanaman seperti air, sinar matahari dan nutrisi dari kotoran ikan. Serta adanya peningkatkan signifikan pada pertumbuhan berat ikan lele. Terlihat lele yang segar, daging padat dan bersih. Dengan adanya kegiatan PKM ini mitra dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan terkait budidaya sayuran akuaponik dan ikan lele menggunakan Teknologi Budikdamdrum. Minat mitra dalam melanjutkan budidaya ini ditandai dengan apresiasi dan antusias mitra maupun warga laikang selama pelaksanaan PKM. Kangkung dan lele hasil budidaya ini dapat memenuhi kebutuhan nutrisi nabati dan hewani keluarga, dapat menciptakan pertanian rumahan dan mampu menjadi solusi dalam peningkatan ketahanan pangan keluarga, serta dapat meningkatkan perekonomian mitra maupun warga desa laikang. Tim PKM berharap agar mitra selalu menjaga dan merawat alat instalasi akuaponik budikdamdrum ini agar terus dapat digunakan dan terus menghasilkan bahan pangan yang sehat.
Copyrights © 2024