Pewarnaan kain menggunakan pewarna alami telah menjadi perhatian utama dalam upaya mengurangi dampak negatif pewarna sintetis terhadap lingkungan. Ekstrak etanol dari kulit batang nangka (Artocarpus heterophyllus) merupakan salah satu alternatif pewarna alami yang potensial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara kualitatif tentang pengaruh waktu terhadap hasil pewarnaan kain menggunakan ekstrak etanol dari kulit batang nangka. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah ekstraksi dengan pelarut etanol, evaporasi, dan pewarnaan dengan perendaman. Preparasi kulit batang nangka dimulai dengan pengeringan sampel, kemudian dihaluskan menjadi serbuk dan diekstraksi menggunakan pelarut etanol selama 3x24 jam pada suhu ruangan. Larutan hasil ekstraksi disaring dan diuji melalui proses evaporasi. Pewarnaan kain dilakukan dengan mencelupkan kain dalam larutan pewarna alami. Proses pencelupan berulang kali meningkatkan intensitas warna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel dengan jumlah lebih banyak menghasilkan warna yang lebih pekat dan gelap. Selain itu, semakin lama waktu pewarnaan, maka intensitas warna akan semakin pekat. Dapat disimpulakn bahwa waktu pencelupan dan jumlah pewarna yang digunakan berbanding lurus dengan intensitas kepekatan hasil pewarnaan pada sampel ekstrak etanol kulit batang nangka. Studi ini menunjukkan potensi kulit batang nangka sebagai sumber pewarna alami yang efektif serta membuka potensi penggunaan limbah pertanian sebagai sumber pewarna alami yang ramah lingkungan dalam industri tekstil.
Copyrights © 2024