Artikel ini mengkaji struktur rasial yang berlaku dalam masyarakat kolonial Hindia Belanda, dengan fokus pada hubungan antara kelompok Eropa, pribumi, dan kelompok Timur Asing. Kajian ini menunjukkan bagaimana pemerintah kolonial Belanda secara sistematis membentuk hierarki sosial berbasis ras yang mempengaruhi setiap aspek kehidupan masyarakat Indonesia pada masa kolonial. Dalam struktur ini, orang-orang Eropa menduduki peringkat atas, sementara penduduk asli dan pendatang asing seperti orang Tionghoa, Arab, dan India ditempatkan di kelas yang lebih rendah dengan peran dan hak yang sangat berbeda. Kebijakan hukum, ekonomi, dan sosial yang berasal dari struktur rasial ini tidak hanya memperkuat pemerintahan kolonial tetapi juga mengakibatkan kesenjangan sosial yang berkelanjutan dalam akses terhadap pendidikan, sumber daya, dan peluang ekonomi. Dalam penulisan artikel ini, sumber yang digunakan mencakup arsip, buku, dan teks sejarah dari masa kolonial, serta analisis karya sastra klasik Indonesia yang mencerminkan dinamika sosial dan rasial. Pendekatan kualitatif dengan pendekatan historis dan sosiologi sastra digunakan untuk menganalisis bagaimana pembentukan identitas rasial memperkuat perpecahan sosial dan menciptakan ketegangan rasial yang bertahan hingga saat ini. Penelitian ini mengungkap dampak jangka panjang stratifikasi rasial di bawah kolonialisme terhadap struktur masyarakat Indonesia pasca-kolonial dan pentingnya pemahaman akan sejarah ini dalam konteks sosial dan budaya saat ini.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024