Peserta didik yang hanya didorong aspek kognitifnya oleh guru, saat melakukan pengamalan terhadap ilmu, tidak didasarkan pada kesadaran terkait hakikat dan tujuan amalan tersebut. Sehingga, apabila mendirikan salat, salatnya hanya sebuah gerakan psikomotorik yang berlandaskan ilmu, namun tidak terdapat unsur pemaknaan dan hakikat penghambaan di dalamnya. Hal tersebut menjadi sebab degradasi moral pada peserta didik. Peserta didik hanya mengerti teori pelajaran, tidak dibekali pendidikan dengan unsur afektif. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjabarkan bagaimana mengembalikan peran guru ideal dalam Kitab Ta’lim Muta’alim sehingga guru mempunyai potensi dalam upaya pengurangan degradasi moral siswa. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan library research. Berdasarkan temuan penulis, seorang guru yang mampu membimbing karakter peserta didik dalam Kitab Ta’lim Muta’alim haruslah seorang yang alim (luas pengetahuannya), bersikap wara’ (sederhana dan bersahaja), harus memiliki banyak pengalaman dalam kehidupan (lebih tua), serta penyantun dan penyabar. Kualifikasi tersebut sangat dibutuhkan untuk mengatasi degradasi moral mengingat guru adalah role model yang perlu digugu dan ditiru peserta didik. Dari bimbingan guru dengan kualifikasi idealah yang akan menentukan keberhasilan dalam pembentukan karakter peserta didik.
Copyrights © 2024