Di era digital, penyebaran informasi yang tidak terfilter menjadi ancaman serius bagi pelajar, terutama di SMP Muhammadiyah Kuala Simpang, di mana mereka rentan terhadap berita hoaks. Penggunaan bahasa dalam kejahatan siber, yang merupakan bagian dari kajian linguistik forensik, menunjukkan perlunya edukasi untuk mencegah penyebaran informasi palsu. Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pengenalan mengenai linguistik forensik kepada pelajar sebagai bentuk pencegahan hoaks. Metode yang digunakan meliputi pelatihan langsung dan simulasi kasus hoaks untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang identifikasi dan penanganan informasi yang salah. Hasil dari pelatihan menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam pemahaman pelajar mengenai karakteristik berita hoaks dan cara efektif untuk menangkalnya. Program ini berhasil memperkuat literasi informasi di kalangan pelajar dan mengurangi risiko mereka terlibat dalam penyebaran berita palsu.  
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024