Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PENGUATAN WAWASAN KEBANGSAAN UNTUK MENCEGAH PAHAM RADIKALISME DAN INTOLERANSI DI KALANGAN PELAJAR SMK DI KOTA LANGSA: Indonesia Hariadi, Joko; Wilsa, Wilsa; Nucifera, Prima
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 6 (2023): Volume 4 Nomor 6 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i6.19826

Abstract

Di zaman digital dan perkembangan media yang sangat pesat ini, ada banyak hal yang tidak bisa dibendung. Salah satunya adalah lahirnya berbagai macam sisi negatif yang memperburuk citra remaja khususnya SMA/SMK. Pengaruh dunia digital dan perkembangan zaman tentu akan mempengaruhi pemikiran remaja. Pengaruh minimnya wawasan kebangsaan bagi para remaja menjadi suatu hal yang mendekatkan mereka pada sikap intoleran dan radikal. Salah satu awal muncul hal tersebut adalah rasa paling benar terhadap diri sendiri ataupun kelompok. Remaja atau pelajar sangat rentan dengan keterlibatan dengan paham radikal dan intoleran. Remaja sering dijadikan target utama oleh para kelompok radikal dalam penyebaran paham radikal karena Remaja selama ini mudah sekali untuk dihasut. Pengabdian ini urgen untuk dilaksanakan agar para siswa di SMK atau remaja tidak terjerumus dalam pemikiran sesat yang menyebabkan siswa terpengaruh pada tindakan intoleransi dan radikalisme. Tujuan PKM ini adalah menciptakan siswa yang cinta damai dan berlaku sesuai dengan falsafah hidup berbangsa yang harmonis. Hasil kegiatan PKM ini adalah dari enam SMK yang telah didatangi, sebanyak 150 siswa SMK telah dapat memahami tentang pentingnya wawasan kebangsaan dalam mencegah paham radikalisme dan menjauhi sikap intoleransi dalam berteman dan bermasyarakat. Dengan demikian, kegiatan pendampingan dan penguatan wawasan kebangsaan ini dikategorikan berhasil. Selanjutnya, diharapkan ada peningkatan kualitas kegiatan sejenis dengan menggunakan metode lainnya terhadap siswa.
Pelatihan Linguistik Forensik di SMP Muhammadiyah Kuala Simpang: Strategi Efektif Pencegahan Hoaks Hariadi, Joko; Wilsa, Wilsa; Nucifera, Prima; Amelia, Nur
Wahana Dedikasi: Jurnal PkM Ilmu Kependidikan Vol. 7 No. 2 (2024): Wahana Dedikasi : Jurnal PkM Ilmu Kependidikan
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/wdk.v7i2.16795

Abstract

Di era digital, penyebaran informasi yang tidak terfilter menjadi ancaman serius bagi pelajar, terutama di SMP Muhammadiyah Kuala Simpang, di mana mereka rentan terhadap berita hoaks. Penggunaan bahasa dalam kejahatan siber, yang merupakan bagian dari kajian linguistik forensik, menunjukkan perlunya edukasi untuk mencegah penyebaran informasi palsu. Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pengenalan mengenai linguistik forensik kepada pelajar sebagai bentuk pencegahan hoaks. Metode yang digunakan meliputi pelatihan langsung dan simulasi kasus hoaks untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang identifikasi dan penanganan informasi yang salah. Hasil dari pelatihan menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam pemahaman pelajar mengenai karakteristik berita hoaks dan cara efektif untuk menangkalnya. Program ini berhasil memperkuat literasi informasi di kalangan pelajar dan mengurangi risiko mereka terlibat dalam penyebaran berita palsu.  
Pelatihan dan Pendampingan Guru-guru MGMP Bahasa Indonesia Tingkat SMA Kabupaten Aceh Tamiang dalam Analisis Butir Soal Berbasis HOTS Muhammad Arif Fadhilah; Fajarini, Indah; Hariadi, Joko
Wahana Dedikasi: Jurnal PkM Ilmu Kependidikan Vol. 7 No. 2 (2024): Wahana Dedikasi : Jurnal PkM Ilmu Kependidikan
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/wdk.v7i2.16857

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan guru dalam menganalisis dan membuat soal berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS). Fokus pelatihan adalah membantu guru menciptakan soal yang menantang keterampilan berpikir analitis, evaluatif, dan kreatif pada siswa, sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Kegiatan ini diadakan di Aceh Tamiang dan melibatkan guru-guru Bahasa Indonesia tingkat SMA yang tergabung dalam MGMP Kabupaten Aceh Tamiang. Masalah yang dihadapi oleh guru adalah keterbatasan dalam memahami dan mengimplementasikan soal HOTS, serta belum terbiasanya guru dalam menyusun soal yang mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. Solusi yang ditawarkan berupa pelatihan dan pendampingan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan guru dalam membuat dan menganalisis soal berbasis HOTS sesuai dengan standar kurikulum. Hasil yang diharapkan adalah peningkatan kompetensi guru, pembuatan kumpulan soal HOTS, serta publikasi dalam bentuk artikel dan buku panduan. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini juga mendukung pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) universitas, terutama dalam hal pengabdian dosen di luar kampus dan penerapan hasil kerja dosen yang bermanfaat bagi masyarakat.
Repertoar Bahasa Masyarakat Transmigran Desa Bandung Jaya dalam Perspektif Tindak Tutur Sebagai Implikasi Pemertahanan Bahasa : Language Repertoire of the Bandung Jaya Village Transmigrant Communityin the Perspective of Speech Action as an Implication of Language Defense Fajarini, Indah; Arif Fadhilah, Muhammad; Hariadi, Joko; Taufik Hidayat, Muhammad; Liasna, Tanita
Transformatika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 9 No. 2 (2025): TRANSFORMATIKA: JURNAL BAHASA, SASTRA, DAN PENGAJARANNYA: Forthcoming Issue (In
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/transformatika.v9i2.2593

Abstract

This study aims to do the following: 1) Describe the language repertoire used by the transmigrant community in Bandung Jaya Village by considering the perspective of speech acts. The objectives of this research are as follows. 2) Describe the use of language in the transmigrant community in Bandung Jaya Village from the perspective of speech acts, and 3) Describe the scope of its implications for the preservation of the language of the transmigrant community in Bandung Jaya Village. This research is a qualitative research. Data was collected through observation methods with interview techniques, questionnaires, involvement, recording, and observation. The data were analyzed using a descriptive method. The results of the study show that; 1) The language repertoire of the transmigrant community in Bandung Jaya Village consists of: a) As many as 30% of the community only masters one language, namely BJ (15%), BS (10%), and BA (5%). b) As many as 55% of the people speak two languages, namely BJ and BI (25%), BS and BI (20%). c) As many as 15% of people speak more than two languages, namely BJ, BS, and BI (5%), as well as BJ, BS, BI, and BA (5%). 2) The use of language in the transmigrant community in Bandung Jaya Village was analyzed through conversation with a speech action approach, which functions as a matrix of repertoire - code or speech style. According to Searle, speech acts are classified into five main functions, namely: (a) directive function, (b) representative function, (c) expressive function, (d) declarative function, and (e) commissive function. (3) The implications of preserving other languages on the language of the transmigrant community itself in terms of social and cultural aspects. This can be seen from the perspective of cultural identity that affects language as an important part of the identity of transmigrant people. Social integration Transmigrant communities also have to balance maintaining their mother tongue and adapting to the majority language in the new area. Changes in language patterns that occur in the younger generation in the transmigrant community may prefer to use the national or majority language, which can threaten the existence of their mother tongue.
Repertoar Bahasa Masyarakat Transmigran Desa Bandung Jaya dalam Perspektif Tindak Tutur Sebagai Implikasi Pemertahanan Bahasa Fajarini, Indah; Fadhilah, Muhammad Arif; Hariadi, Joko; Hidayat, Muhammad Taufik; Liasna, Tanita
TRANSFORMATIKA Vol 9, No 2 (2025): TRANSFORMATIKA: JURNAL BAHASA, SASTRA, DAN PENGAJARANNYA
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/transformatika.v9i2.9665

Abstract

This study aims to do the following: 1) Describe the language repertoire used by the transmigrant community in Bandung Jaya Village by considering the perspective of speech acts. The objectives of this research are as follows. 2) Describe the use of language in the transmigrant community in Bandung Jaya Village from the perspective of speech acts, and 3) Describe the scope of its implications for the preservation of the language of the transmigrant community in Bandung Jaya Village. This research is a qualitative research. Data was collected through observation methods with interview techniques, questionnaires, involvement, recording, and observation. The data were analyzed using a descriptive method. The results of the study show that; 1) The language repertoire of the transmigrant community in Bandung Jaya Village consists of: a) As many as 30% of the community only masters one language, namely BJ (15%), BS (10%), and BA (5%). b) As many as 55% of the people speak two languages, namely BJ and BI (25%), BS and BI (20%). c) As many as 15% of people speak more than two languages, namely BJ, BS, and BI (5%), as well as BJ, BS, BI, and BA (5%). 2) The use of language in the transmigrant community in Bandung Jaya Village was analyzed through conversation with a speech action approach, which functions as a matrix of repertoire - code or speech style. According to Searle, speech acts are classified into five main functions, namely: (a) directive function, (b) representative function, (c) expressive function, (d) declarative function, and (e) commissive function. (3) The implications of preserving other languages on the language of the transmigrant community itself in terms of social and cultural aspects. This can be seen from the perspective of cultural identity that affects language as an important part of the identity of transmigrant people. Social integration Transmigrant communities also have to balance maintaining their mother tongue and adapting to the majority language in the new area. Changes in language patterns that occur in the younger generation in the transmigrant community may prefer to use the national or majority language, which can threaten the existence of their mother tongue.
PELATIHAN MEMBACA UNTUK PENGENTASAN BUTA AKSARA DI WILAYAH KOTA LANGSA Hariadi, Joko; Bania, Allif Syahputra; Hidayat, Muhammad Taufik
Jurnal Vokasi Vol 2, No 2 (2018): Oktober
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.534 KB) | DOI: 10.30811/vokasi.v2i2.723

Abstract

Pemberantasan buta aksara merupakan salah satu program pendidikan non formal yang menjadi upaya pemerintah untuk mengentaskan masyarakat dari kebodohan dan kemiskinan. Buta aksara adalah ketidakmampuan seseorang untuk membaca dan menulis. Hal ini menjadi masalah yang dihadapi oleh masyarakat Kota Langsa. Adapun beberapa faktor penyebab buta aksara dapat diidentifikasi dari kemiskinan penduduk, putus sekolah dasar (SD), dan kondisi lingkungan sosial masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimanakah metode/teknik pelatihan membaca yang efektif untukpengentasan buta aksara di wilayah kota langsa. Sumber data dalam penelitian ini adalah masyarakat Kota Langsa yang mengalami buta aksara. Potensi yang dimiliki adalah memberikan pengetahuan kepada warga yang mengalami buta aksara tentang pentingnya pendidikan. Kemudian, mengurangi jumlah warga yang mengalami buta aksara di wilayah Kota Langsa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ceramah, tanya-jawab, dan latihan mandiri. Kegiatan ini diawali dengan pelatihan teknik/metode membaca untuk mengaplikasikan materi pelatihan yang telah diberikan. Setiap peserta yang mengalami buta aksara mempraktikkan cara membaca. Metode ini digunakan dalam melakukan pemberdayaan masyarakat buta aksara agar memperoleh pelajaran pendidikan secara bermutu sehingga menjadi insan yang produktif dan meningkat kesejahteraannya. Hasil penelitian ini ditemukan informasi tentang pemahaman masyarakat Kota Langsa terhadap teknik, cara, dan metode-metode yang bermanfaat dalam membaca. Teknik, cara, dan metode- metode yang bermanfaat dalam membaca yang diberikan oleh masyarakat Kota Langsa memperlihatkan hal tersebut. Semua kegiatan yang direncanakan telah berhasil dilaksanakan dan mendapat dukungan yang sangat baik dari semua pihak.Kata kunci: pelatihan, pengentasan buta aksara, membaca, Kota Langsa
Islam, Budaya, dan Komunikasi Publik: Sinergi Pemimpin Aceh dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat di Era Digital Hariadi, Joko; Sazali, Hasan; Amelia, Nur
Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH) Vol 7 No 1 (2025): JIREH: Januari-Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili dan Kejuruan (STTIK) Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37364/jireh.v7i1.390

Abstract

Aceh as a province rich in its Islamic heritage and local culture, is faced with a major challenge in enhancing civic participation through the utilisation of digital technology. This research aims to identify the important role of Acehnese leaders in utilising digital media to strengthen Islamic values and local culture, as well as increase community engagement in the development process. The method used is a qualitative approach through a literature review that focuses on analysing various relevant sources, such as scientific journals, books, and reports related to public communication in Aceh. The results show that Acehnese leaders have successfully utilised social media and other digital platforms to spread religious and cultural messages in line with Islamic teachings, which in turn encourages community participation in various social and political activities. However, challenges remain related to the digital divide and uneven understanding among the public. The findings emphasise the importance of Aceh's leaders in bridging this gap with a more inclusive approach.
Repertoar Bahasa Masyarakat Transmigran Desa Bandung Jaya dalam Perspektif Tindak Tutur Sebagai Implikasi Pemertahanan Bahasa : Language Repertoire of the Bandung Jaya Village Transmigrant Communityin the Perspective of Speech Action as an Implication of Language Defense Fajarini, Indah; Arif Fadhilah, Muhammad; Hariadi, Joko; Taufik Hidayat, Muhammad; Liasna, Tanita
Transformatika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 9 No. 2 (2025): TRANSFORMATIKA: JURNAL BAHASA, SASTRA, DAN PENGAJARANNYA
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/transformatika.v9i2.2593

Abstract

This study aims to do the following: 1) Describe the language repertoire used by the transmigrant community in Bandung Jaya Village by considering the perspective of speech acts. The objectives of this research are as follows. 2) Describe the use of language in the transmigrant community in Bandung Jaya Village from the perspective of speech acts, and 3) Describe the scope of its implications for the preservation of the language of the transmigrant community in Bandung Jaya Village. This research is a qualitative research. Data was collected through observation methods with interview techniques, questionnaires, involvement, recording, and observation. The data were analyzed using a descriptive method. The results of the study show that; 1) The language repertoire of the transmigrant community in Bandung Jaya Village consists of: a) As many as 30% of the community only masters one language, namely BJ (15%), BS (10%), and BA (5%). b) As many as 55% of the people speak two languages, namely BJ and BI (25%), BS and BI (20%). c) As many as 15% of people speak more than two languages, namely BJ, BS, and BI (5%), as well as BJ, BS, BI, and BA (5%). 2) The use of language in the transmigrant community in Bandung Jaya Village was analyzed through conversation with a speech action approach, which functions as a matrix of repertoire - code or speech style. According to Searle, speech acts are classified into five main functions, namely: (a) directive function, (b) representative function, (c) expressive function, (d) declarative function, and (e) commissive function. (3) The implications of preserving other languages on the language of the transmigrant community itself in terms of social and cultural aspects. This can be seen from the perspective of cultural identity that affects language as an important part of the identity of transmigrant people. Social integration Transmigrant communities also have to balance maintaining their mother tongue and adapting to the majority language in the new area. Changes in language patterns that occur in the younger generation in the transmigrant community may prefer to use the national or majority language, which can threaten the existence of their mother tongue.