Islamisasi ilmu pengetahuan merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk menyelaraskan ilmu pengetahuan modern dengan nilai-nilai Islam. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis secara kritis pemikiran dua tokoh utama dalam wacana Islamisasi ilmu pengetahuan, yaitu Ismail Raji al-Faruqi dan Syed Naquib al-Attas. Dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research), penelitian ini menghimpun, menganalisis, dan membandingkan berbagai literatur primer dan sekunder yang berkaitan dengan pemikiran kedua tokoh tersebut. Ismail Raji al-Faruqi menekankan pentingnya integrasi ilmu pengetahuan modern dengan ajaran Islam melalui pendekatan sistematik yang ia sebut "Islamisasi disiplin ilmu". Ia memfokuskan pada peninjauan ulang kurikulum pendidikan agar sesuai dengan worldview Islam. Sementara itu, Syed Naquib al-Attas lebih menitikberatkan pada reformasi epistemologi, yakni membangun ilmu pengetahuan berdasarkan konsep-konsep utama Islam seperti tauhid (kesatuan), adab (etika), dan ilmu (pengetahuan). Hasil kajian menunjukkan bahwa meskipun kedua pemikir memiliki kesamaan visi, pendekatan mereka berbeda secara signifikan. Al-Faruqi lebih pragmatis dan bersifat institusional, sedangkan al-Attas bersifat filosofis dan menekankan pentingnya transformasi individu. Penelitian ini juga menyoroti tantangan dan relevansi konsep Islamisasi ilmu pengetahuan dalam konteks perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kontemporer. Temuan ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru bagi pengembangan paradigma ilmu pengetahuan yang berbasis Islam dan kontekstual dengan kebutuhan zaman.
Copyrights © 2024