Lembaga pendidikan seperti sekolah memiliki lahan pekarangan yang masih belum dimanfaatkan dengan baik. Padahal dapat dimanfaatkan secara optimal dengan kegiatan pertanian. Selain itu, setiap sekolah memiliki kantin yang menyediakan makanan atau minuman untuk peserta didik/siswa. Namun selama ini tidak terintegrasi antara pengelolaan pekarangan yang bisa menghasilkan produk pertanin dengan pengelolaan kantin sekolah. Sekolah Semai telah menginisiasi pembelajaran berbasis alam melalui pengembangan kebun sekolah. Namun, pengembangan kebun sekolah masih menjumpai beberapa hambatan, mencakup keterbatasan pengetahuan, SDM, dan modal kapital. Metode kegiatan pengabdian Masyarakat dosen pulang kampung ini menggunakan metode penyuluhan, FGD dan kuesioner. Responden dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan guru, pengelola kebun dan pengelola kantin sekolah. Hasil dari kegiatan ini berupa pelatihan tentang sekolah tangguh pangan dan pertanian, pelatihan pertanian terpadu, dan pelatihan penerapan GMP, SSOP dan HACCP. Hasil lainnya terdapat peningkatan pengetahuan dan pemahaman peserta dari keseluruhan pelatihan sebesar 20%.
Copyrights © 2024