Salah satu dampak yang ditimbulkan pada korban bullying adalah kurangnya kemampuan individu dalam meregulasi emosi yang ada pada diri mereka. Ketidakmampuan mengelola emosi dapat menyebabkan korban bullying melakukan hal-hal negatif yang akhirnya berdampak buruk pada diri individu. Sehingga sangat penting bagi korban bullying untuk dapat meregulasi emosinya secara tepat. Regulasi emosi merupakan suatu hal yang penting untuk mengendalikan perasaan atau emosi-emosi tidak baik dalam diri korban bullying, sehingga tidak berpengaruh pada aktivitas yang lain dalam mencapai tujuan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat gambaran regulasi emosi pada korban bullying di Dayah Terpadu Kota Lhokseumawe. Dengan jumlah 384 subjek. Metode penelitian kuantitatif deskriptif, teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik probability non sampling dengan jenis teknik purposive sampling. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar santri korban bullying memiliki regulasi diri yang rendah yaitu sebesar 57%. Hal ini berkaitan dengan kemampuan remaja dalam mengelola stress dan tekanan yang muncul akbibat dari bullying sehingga belum dapat mengontrol emosi dan sensitive.  sedangkan sebagain kecil santri korban bullying memiliki regulasi diri yang tinggi yaitu sebesar 41% yang menunjukkan santri memiliki pemikiran yang positif yang dapat membantunya dalam mengelola, mengenali dan juga mengekspresikan emosi ketika dihadapkan dengan situasi yang penuh tekanan.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024