Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Validasi Metode Analisis Fosfor pada Sayuran dengan Pereduksi Stannous Chloride menggunakan Spektrofotometri Uv-Vis Natasya, Aulia; Riyandari, Baiq Amelia
Jurnal Riset Sains dan Kimia Terapan Vol. 10 No. 2 (2024): Jurnal Riset Sains dan Kimia Terapan, Volume 10 Nomor 2, Desember 2024
Publisher : Program Studi Kimia Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/JRSKT.102.06

Abstract

Abstrak Analisis fosfor dalam sayuran secara spektrofotometri UV-Vis telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan mendapatkan kondisi optimum untuk analisis fosfor secara spektrofotometri UV-Vis, mendapatkan informasi pereduksi yang optimal dan pengaplikasian metode analisis fosfor yang memenuhi parameter validasi metode. Penelitian diawali dengan menentukan kondisi optimum analisis fosfat dengan spektrofotometri UV-Vis menggunakan pereaksi ammonium molibdat dan direduksi dengan timah (II) klorida dalam lingkungan asam menggunakan asam klorida (HCl). Selanjutnya metode analisis divalidasi berdasarkan parameter validasi metode. Reaksi molibdenum biru menghasilkan senyawa kompleks heterofosfomolibdat yang memiliki panjang gelombang maksimum 729 nm. Hasil validasi metode analisis fosfat yang direduksi dengan timah (II) klorida memiliki linieritas metode dengan R2=0,9983 pada rentang 0 – 0,05 mg L-1 . Absorptivitas molar sebesar 2,093 x 105 L mol-1 cm-1 . Serta batas deteksi sebesar 1,41 x 10-3 mg L-1 dan batas kuantisasi sebesar 4,28 x 10-3 mg L-1 . Nilai presisi dinyatakan sebagai persen standar deviasi relatif %RSD pada jagung, brokoli dan buncis masing-masing sebesar 1,93%, 1,37% dan 1,25%. Perolehan kembali didapatkan pada masingmasing sampel sayuran berkisar 99,36% - 109,50%. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan fosfat yang terkandung dalam sayuran jagung, brokoli dan buncis tidak melebihi baku mutu menurut Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI). Kata kunci: fosfor, timah (II) klorida, spektrofotometri UV-Vis Abstract Phosphorus analysis in vegetables using UV-Vis spectrophotometry has been carried out. This research aims to obtain optimum conditions for phosphorus analysis using UV-Vis spectrophotometry, obtaining optimal reducing information and application of phosphorus analysis methods that meet method validation parameters. The research began by determining the optimum conditions for phosphate analysis using UV-Vis spectrophotometry using reagents ammonium molybdate and reduced with tin (II) chloride in an acidic environment using hydrochloric acid (HCl). Next, the analysis method is validated based on the method validation parameters. The molybdenum blue reaction produces a heterophosphomolybdate complex compound which has a maximum wavelength 729 nm. The validation results of the analytical method for phosphate reduced with tin (II) chloride have method linearity with R2=0.9983 in the range 0 – 0.05 mg L-1 . The molar absorptivity is 2.093 x 105 L mol-1 cm-1. And the detection limit is 1.41 x 10-3 mg L-1 and a quantitation limit of 4.28 x 10-3 mg L-1. Precision values are expressed as percent relative standard deviation %RSD in corn, broccoli and beans respectively 1.93%, 1.37% and 1.25%. The recovery obtained for each vegetable sample ranged from 99.36 % - 109.50%. There are no phosphates contained in corn, broccoli and green beans exceeds quality standards according to the Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) Keywords: phospore, tin (II) chloride, UV-Vis Spectrophotometry
Phosphorus Analysis in Meat using UV-Vis Spectrophotometry with SnCl2 and Hydrazine Sulfate Reduction Pratiwi, Yussi; Amelia, Rizky; Natasya, Aulia
JKPK (Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia) Vol 8, No 3 (2023): JKPK (Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia)
Publisher : Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jkpk.v8i3.78607

Abstract

This study aimed to optimize phosphorus analysis in meat using a molybdenum blue reaction involving SnCl2 and hydrazine sulfate as reducing agents to establish the most effective conditions for phosphorus detection. Meat, an essential source of nutrients like phosphorus, plays a vital role in human health, particularly bone and tooth strength. However, overconsumption of phosphorus can lead to health issues such as hyperphosphatemia, making regular monitoring of phosphorus levels in food necessary. The experiment used SnCl2 and hydrazine sulfate under varying acidic conditions to produce a stable blue complex indicative of phosphorus presence. The complex exhibited maximum absorbance in the 689–729 nm wavelength range. Validation of the method showed high linearity with R2 values of 0.9983 and 0.9984 for SnCl2 and hydrazine sulfate, respectively. The molar absorptivity for SnCl2 was 2.093 x 105 L mol-1 cm-1 and 7.92 x 104 L mol-1 cm-1 for hydrazine sulfate. Detection and quantification limits were established, and the %RSD values in each sample ranged from 1.08% to 1.93%, conforming to standard requirements. Upon analysis of meat samples, including duck, chicken, and beef, the phosphorus levels did not meet the Indonesian Nutritionist Association (PERSAGI) standards. This result emphasizes the need for regular phosphorus analysis in meat products to prevent health risks associated with excessive phosphorus intake, such as hyperphosphatemia.
Regulasi Emosi pada Korban Bullying di Dayah Terpadu Kota Lhokseumawe Julistia, Rini; Muna, Zurratul; Anastasya, Yara Andita; Natasya, Aulia; Husna, Mawardatul
Jurnal Diversita Vol. 10 No. 2 (2024): JURNAL DIVERSITA DESEMBER
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/diversita.v10i2.12838

Abstract

Salah satu dampak yang ditimbulkan pada korban bullying adalah kurangnya kemampuan individu dalam meregulasi emosi yang ada pada diri mereka. Ketidakmampuan mengelola emosi dapat menyebabkan korban bullying melakukan hal-hal negatif yang akhirnya berdampak buruk pada diri individu. Sehingga sangat penting bagi korban bullying untuk dapat meregulasi emosinya secara tepat. Regulasi emosi merupakan suatu hal yang penting untuk mengendalikan perasaan atau emosi-emosi tidak baik dalam diri korban bullying, sehingga tidak berpengaruh pada aktivitas yang lain dalam mencapai tujuan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat gambaran regulasi emosi pada korban bullying di Dayah Terpadu Kota Lhokseumawe. Dengan jumlah 384 subjek. Metode penelitian kuantitatif deskriptif, teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik probability non sampling dengan jenis teknik purposive sampling. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar santri korban bullying memiliki regulasi diri yang rendah yaitu sebesar 57%. Hal ini berkaitan dengan kemampuan remaja dalam mengelola stress dan tekanan yang muncul akbibat dari bullying sehingga belum dapat mengontrol emosi dan sensitive.  sedangkan sebagain kecil santri korban bullying memiliki regulasi diri yang tinggi yaitu sebesar 41% yang menunjukkan santri memiliki pemikiran yang positif yang dapat membantunya dalam mengelola, mengenali dan juga mengekspresikan emosi ketika dihadapkan dengan situasi yang penuh tekanan.
TELAAH LITERATUR: TANTANGAN DAN STRATEGI DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN ABAD 21 PADA GENERASI Z Nurazizah, Siti; Hajali, Siti Herlina; Natasya, Aulia; Oktaviani, Ria; Usman, Usman
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 8 No. 2 (2025): Volume 8 No. 2 Tahun 2025
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v8i2.44829

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis tantangan-tantangan yang dihadapi dalam upaya pengembangan keterampilan abad 21 pada Generasi Z. Melalui metode studi literatur, penelitian ini mengkaji berbagai sumber ilmiah terkait karakteristik Generasi Z, kebutuhan keterampilan abad 21 dalam konteks global, serta strategi dan hambatan dalam implementasi pendidikan berbasis keterampilan tersebut. Hasil kajian menunjukkan bahwa terdapat beberapa tantangan utama, di antaranya: kesenjangan digital, ketidaksesuaian antara kurikulum pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja, kurangnya integrasi teknologi dalam pembelajaran, metode pengajaran konvensional yang kurang relevan, serta perbedaan karakteristik belajar Generasi Z yang membutuhkan pendekatan berbeda. Penelitian ini memberikan rekomendasi bagi pendidik, institusi pendidikan, dan pemangku kebijakan untuk mengembangkan pendekatan pembelajaran yang lebih adaptif, kolaboratif, dan terintegrasi dengan teknologi digital guna mempersiapkan Generasi Z menghadapi tantangan global di abad 21.
TINJAUAN LITERATUR: KURIKULUM BERBASIS INQUIRY LEARNING PADA PELAJARAN BIOLOGI Natasya, Aulia; Hujatilah, Siti; Adabiah, Mar’atul; Rahmah, Shofi Aulia; Samilah, Silva Ayu; Sholehah, Mustika; Usman, Usman
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 8 No. 3 (2025): Volume 8 No. 3 Tahun 2025
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v8i3.46425

Abstract

Transformasi pendidikan di Indonesia menuntut pendekatan pembelajaran yang mampu mengembangkan keterampilan abad ke-21. Pembelajaran biologi masih didominasi metode hafalan, sehingga kurang mendukung pengembangan keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, dan literasi sains. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau penerapan kurikulum berbasis Inquiry Learning pada pembelajaran biologi, tantangan implementasinya, dan kontribusinya terhadap peningkatan kualitas pembelajaran. Metode yang digunakan adalah studi literatur terhadap berbagai artikel ilmiah dan jurnal terkait model pembelajaran inkuiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model inkuiri baik terbimbing, bebas, maupun terstruktur dapat meningkatkan keterampilan saintifik, pemahaman konseptual, dan literasi sains siswa secara signifikan. Studi kasus di berbagai sekolah memperlihatkan bahwa keberhasilan implementasi sangat dipengaruhi oleh pemahaman guru, ketersediaan fasilitas, serta integrasi teknologi. Pembelajaran berbasis inkuiri juga terbukti memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan kontekstual. Oleh karena itu, dukungan kebijakan, pelatihan guru, dan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi menjadi kunci keberhasilan penerapan model ini dalam pembelajaran biologi.