Penelitian bertujuan untuk menguji aktivitas antibakteri ekstrak Eucheuma cottonii terhadap Streptococcus mutans menggunakan metode difusi cakram. Streptococcus mutans merupakan penyebab utama karies gigi, dan pemanfaatan bahan alam seperti alga merah dapat menjadi alternatif pengganti antibiotik sintetis. Sampel Eucheuma cottonii yang diperoleh dari Pesisir Desa Ruguk, Lampung Selatan, dimaserasi dengan pelarut metanol, kemudian diekstraksi menggunakan metode rotary evaporator dan water bath. Ekstrak diuji pada berbagai konsentrasi (10.000, 5.000, 1.000, 100, 10 ppm) untuk mengukur zona hambat terhadap bakteri uji. Hasil menunjukkan bahwa metode water bath menghasilkan zona hambat maksimal sebesar 2 mm pada konsentrasi 10.000 ppm dalam 24 jam pertama, tetapi efek antibakteri melemah seiring waktu. Metode rotary evaporator menunjukkan hasil yang berfluktuasi, dengan zona hambat terbesar pada konsentrasi 5.000 ppm sebesar 0,90 mm dan anomali pada konsentrasi rendah setelah inkubasi lebih lama. Secara keseluruhan, aktivitas antibakteri tergolong lemah (<5 mm), menunjukkan sifat bakteriostatik, yakni menghambat pertumbuhan tanpa membunuh bakteri secara permanen. Metode water bath lebih unggul dalam menghasilkan ekstrak yang stabil dengan aktivitas antibakteri konsisten dibandingkan rotary evaporator. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ekstrak Eucheuma cottonii memiliki potensi antibakteri, tetapi optimasi lebih lanjut diperlukan untuk meningkatkan efektivitasnya terhadap Streptococcus mutans.
Copyrights © 2024