Jagung manis merupakan produk pangan strategis nasional yang berpotensi untuk dikembangkan, namun permasalahan kurangnya lahan garapan. Salah satu cara mengatasinya dengan menanam tanaman jagung sistem pertanaman berganda sebagai tanaman sela di bawah tegakan naungan, upaya ini dilakukan untuk mengefisiensikan pemanfaatan lahan dan meningkatkan produktivitas tanaman. Penelitian telah dilaksanakan pada Juli 2023 sampai November 2023 di Kebun Percobaan Pasir Kuda IPB, Dramaga, Bogor. Penelitian disusun dengan rancangan petak tersarang (Nested Design) dengan petak utama adalah naungan dan anak petak adalah 25 genotip jagung hibrida. Faktor naungan terdiri atas 4 taraf, yaitu 0%, 25%, 50%, dan 75%. Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun, panjang daun, diameter batang, klorofil a dan b, karotenoid, total klorofil, kerapatan trikoma, panjang dan diameter tongkol, serta bobot tongkol dengan dan tanpa kelobot. Hasil yang diperoleh bahwa penggunaan naungan berpengaruh terhadap karakter morfologi tanaman dan fisiologi. Hasil tanaman jagung manis mengalami penurunan seiring dengan peningkatan persentase naungan. Tanaman jagung lebih toleran pada kondisi lahan dengan intensitas cahaya matahari penuh. Lima genotip jagung manis terbaik lebih toleran pada intensitas cahaya rendah yaitu genotip Eksotik, Paragon, Talenta, Golden Boy, dan F1 SM12-2 x T10-3.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024