Minyak urapan memiliki peran penting dalam tradisi keagamaan Yahudi dan Kristen, berfungsi sebagai simbol pengudusan, pemilihan ilahi, dan pencurahan Roh Kudus. Ibrani 1:9 menegaskan bahwa Kristus diurapi dengan "minyak kegirangan," menandakan otoritas dan sukacita ilahi yang diberikan kepada-Nya. Pemahaman teologis ini mengindikasikan bahwa urapan bukan sekadar ritual, tetapi merupakan tanda pemilihan dan penyertaan Allah dalam kehidupan dan pelayanan umat-Nya. Dalam konteks gereja masa kini, minyak urapan tetap relevan sebagai simbol pengudusan, penyembuhan, dan peneguhan panggilan. Pemahaman yang tepat mengenai minyak urapan dapat membantu gereja menggunakannya secara bijaksana dalam pelayanan pastoral dan liturgi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kontinuitas penggunaan minyak urapan dalam sejarah gereja, memahami makna teologisnya berdasarkan Ibrani 1:9, dan mengeksplorasi aplikasinya dalam pelayanan gereja masa kini. Dengan pendekatan historis dan teologis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan mendalam tentang peran minyak urapan dalam kehidupan bergereja serta relevansinya dalam konteks modern.
Copyrights © 2025