ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan kualitas semen sapi Wagyu yang diencerkan dengan tiga jenis pengencer yang berbeda. Materi yang digunakan adalah semen sapi Wagyu Japanese Black yang berumur 3 tahun. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 3 perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuan terdiri dari P0 (Tris aminomethane + 20% kuning telur), P1 (Susu skim + 20% kuning telur), P2 (Air kelapa + 20% kuning telur). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA) dan jika diperoleh hasil berbeda nyata maka dilakukan uji lanjut Duncan. Hasil penelitian menunjukkan pemberian jenis pengencer yang berbeda berpengaruh nyata terhadap viabilitas dan motilitas namun berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap abnormalitas. Persentase viabilitas yaitu P0 sebesar 81,36±1,05%; P1 sebesar 86,08±4,83% dan P2 sebesar 69,97±5,66%, persentase motilitas masing masing 45,67±0,81%; 46,50±1,37%; 41,00±1,09%, dan persentase abnormalitas masing masing 54,86±10,96%; 59,87±6,18%; 48,81±8,79%. Kesimpulasn dari penelitian adalah nilai viabilitas dan motilitas semen sapi wagyu tertinggi ditunjukkan pada penggunaan pengencer susu skim.Kata kunci: Kualitas semen, sapi wagyu, pengenceran, pendinginan.Quality of Wagyu Cow Semen in Different Diluents During the Cooling ProcessABSTRACT. This study aims to test the differences in semen quality diluted with three different types of diluents. The material used in this study was 3-year-old Japanese Black wagyu cattle semen. The method used was a Completely Randomized Design (RAL), with 3 treatments and 6 replications, namely P0 (Tris aminomethane + 20% egg yolk), P1 (Skim milk + 20% egg yolk), P2 (Coconut water + 20% egg yolk). The data obtained were analyzed using analysis of variance (ANOVA) and if the results were significantly different, Duncan's further test was carried out. The results showed that different types of diluents had significantly effected viability and motility (P<0,05) but not abnormality. The percentage of viability were P0 of 81.36 ± 1.05%; P1 of 86.08 ± 4.83% and P2 of 69.97 ± 5.66%, the percentage of motility were 45.67 ± 0.81%; 46.50 ± 1.37%; 41.00 ± 1.09%, and the percentage of abnormality were 54.86 ± 10.96%; 59.87 ± 6.18%; 48.81 ± 8.79% respectively. The conclusion of this study was that the highest viability and motility values were shown in skim milk diluent.
Copyrights © 2025