Irzal Irda
Agricultural Polytechnic State of Payakumbuh, West Sumatera, Indonesia

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Kualitas Semen Sapi Wagyu pada Pengencer yang Berbeda Selama Proses Pendinginan Arisya, Reggina Putri; Dewi, Muthia; Irda, Irzal; Kurnia, Dihan; Syukriani, Debby; Sari, Devi Kumala; Rahmi, Novadhila
Jurnal Peternakan Vol 22, No 1 (2025): Februari 2025
Publisher : State Islamic University of Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jupet.v22i1.30581

Abstract

ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan kualitas semen sapi Wagyu yang diencerkan dengan tiga jenis pengencer yang berbeda. Materi yang digunakan adalah semen sapi Wagyu Japanese Black yang berumur 3 tahun. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 3 perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuan terdiri dari P0 (Tris aminomethane + 20% kuning telur), P1 (Susu skim + 20% kuning telur), P2 (Air kelapa + 20% kuning telur). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA) dan jika diperoleh hasil berbeda nyata maka dilakukan uji lanjut Duncan. Hasil penelitian menunjukkan pemberian jenis pengencer yang berbeda berpengaruh nyata terhadap viabilitas dan motilitas namun berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap abnormalitas. Persentase viabilitas yaitu P0 sebesar 81,36±1,05%; P1 sebesar 86,08±4,83% dan P2 sebesar 69,97±5,66%, persentase motilitas masing masing 45,67±0,81%; 46,50±1,37%; 41,00±1,09%, dan persentase abnormalitas masing masing 54,86±10,96%; 59,87±6,18%; 48,81±8,79%. Kesimpulasn dari penelitian adalah nilai viabilitas dan motilitas semen sapi wagyu tertinggi ditunjukkan pada penggunaan pengencer susu skim.Kata kunci: Kualitas semen, sapi wagyu, pengenceran, pendinginan.Quality of Wagyu Cow Semen in Different Diluents During the Cooling ProcessABSTRACT.  This study aims to test the differences in semen quality diluted with three different types of diluents. The material used in this study was 3-year-old Japanese Black wagyu cattle semen. The method used was a Completely Randomized Design (RAL), with 3 treatments and 6 replications, namely P0 (Tris aminomethane + 20% egg yolk), P1 (Skim milk + 20% egg yolk), P2 (Coconut water + 20% egg yolk). The data obtained were analyzed using analysis of variance (ANOVA) and if the results were significantly different, Duncan's further test was carried out. The results showed that different types of diluents had significantly effected viability and motility (P<0,05) but not abnormality. The percentage of viability were P0 of 81.36 ± 1.05%; P1 of 86.08 ± 4.83% and P2 of 69.97 ± 5.66%, the percentage of motility were 45.67 ± 0.81%; 46.50 ± 1.37%; 41.00 ± 1.09%, and the percentage of abnormality were 54.86 ± 10.96%; 59.87 ± 6.18%; 48.81 ± 8.79% respectively. The conclusion of this study was that the highest viability and motility values were shown in skim milk diluent.
KECERNAAN PELET PAKAN KAMBING DENGAN BERBAGAI IMBANGAN HIJAUAN DAN BIOKONVERSI MANURE SECARA IN VITRO Rahman, Khalilul; Irda, Irzal; Ramaiyulis, Ramaiyulis
STOCK Peternakan Vol 6, No 2 (2024): Stock Peternakan
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/sptr.v6i2.1481

Abstract

Lapisan pupuk kandang dari kandang closed house merupakan salah satu sumber bahan pakan yang potensial untuk dikembangkan dengan teknik pengolahan yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan keseimbangan hijauan dan biokonversi  lapisan pupuk kandang  yang tepat dalam pelet pakan kambing dengan parameter kecernaan bahan kering, kecernaan protein kasar, dan kandungan VFA dalam rumen secara in vitro . Biokonversi lapisan pupuk kandang  difermentasi menggunakan kapang Aspergillus niger dan khamir Saccharomyces cerevisiae selama 6 hari pada suhu 30°C, Penanaman hijauan dan biokonversi pupuk kandang sebagai perlakuan yaitu: A= 75% : 25%, B= 50% : 50%, C= 25% : 75%, D= 0% : 100%. Campuran hijauan dan biokonversi. Semua perlakuan diberi tambahan 10% molases sebagai perekat, kemudian dicetak berbentuk pelet. Pengujian pelet pakan kambing in vitro dilakukan mengikuti metode Tilley dan Terri. Hasil penelitian menunjukkan kecernaan bahan kering meningkat (P0,05) pada perlakuan A sebesar 55,87%. Kecernaan protein kasar pada perlakuan A mengalami peningkatan yaitu 45,07%. Kandungan VFA tertinggi (P0,05) terdapat pada perlakuan A 98,00 mM. Perlakuan yang terbaik pada penelitian ini adalah perlakuan A yaitu pelet pakan kambing dengan keseimbangan hijauan dan biokonversi manure layer secara in vitro 75% : 25%.
Effects of fermented Ginger and Coleus amboinicus extracts on growth and immune response in broilers Irda, Irzal; Sari, Devi Kumala; Rusdin, Muhammad Aldi Rizsyal
Jurnal Ilmu Peternakan Terapan Vol 9 No 1 (2025): Jurnal Ilmu Peternakan Terapan (In Progress)
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jipt.v9i1.6069

Abstract

This study investigated the effects of fermented of ginger (Zingiber officinale) and Coleus amboinicus extracts administered via drinking water on broiler growth performance and immune response. A completely randomized design was employed with four treatments and five replications, totaling 100 broiler chicks divided into cages of five birds each. The treatments consisted of drinking water supplemented with ginger fermented extracts at concentrations of 0% (T0, control), 2% (T1), 4% (T2), and 6% (T3). Parameters measured included feed intake, body weight gain (BWG), feed conversion ratio (FCR), and relative weights of lymphoid organs (thymus, bursa of Fabricius, and spleen). The results showed that fermented extract supplementation significantly improved broiler performance. T1 had the highest BWG (1415.4±31.17g), while T3 showed the highest feed intake (2496.56±59.37g). The most efficient FCR was observed in T1 (1.75±0.045). In terms of immune response, T2 significantly increased spleen weight (0.15±0.02%) compared to the control (0.09±0.01%). Phytochemical analysis demonstrated that fermentation enhanced the bioactive content of the extract, increasing total phenols 20.64 ppm, flavonoids 163.08 ppm, and antioxidant activity 20.8% inhibition 5000. These findings suggest that administering 2% fermented extract via drinking water optimally improves broiler growth, while 4% enhances immune response. Fermented ginger and Coleus amboinicus extract show potential as natural feed additives and could serve as a sustainable alternative to antibiotics in poultry production.
Lama Fermentasi Air Nira dan Interval Hari Pemberian Terhadap Persentase Karkas, Lemak Abdomen, dan Kadar Kolesterol Daging Broiler: The Duration of Sap Water Fermentation and The Interval Between Days of Administration on Carcass Percentage, Abdominal Fat, And Cholesterol Levels in Broiler Meat Prasetyo, Roy; Salvia; Yulia, Eva; Irda, Irzal; Ramaiyulis
Journal of Livestock and Animal Health Vol. 7 No. 1 (2024): February
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32530/jlah.v7i1.59

Abstract

Penggunaan antibiotik dalam pakan pada ternak pada akhir – akhir ini menjadi permasalahan dalam dunia peternakan. Pemakaian antibiotik dapat menyebabkan residu pada ternak sehingga dapat menyerang sistem imunitas konsumen. Oleh karenanya diperlukan alternatif alami sebagai pengganti antibiotik dalam upaya pertumbuhan optimal pada broiler. Pengganti antibiotik yang digunakan yaitu fermentasi air nira. Fermentasi air nira menghasilkan probiotik alami yang juga menghasilkan BAL (bakteri asam laktat). Tujuan penelitian ini adalah melihat interaksi antara lama fermentasi air nira dan selang hari pemberian air nira untuk meningkatkan persentase karkas, menurunkan persentase lemak abdomen, dan kadar kolesterol daging broiler. Pemanfaatan fermentasi air nira dapat digunakan untuk broiler karena mengandung BAL (bakteri asam laktat) yang dapat memacu pertumbuhan bakteri yang menguntungkan serta mencegah bakteri pathogen didalam usus broiler. Selain itu, BAL (bakteri asam laktat) juga menghasilkan enzim BSH (bile salt hydrolase) yang mampu mendekonjugasi garam empedu yang akan diserap oleh usus dan enzim lipase yang memiliki fungsi sebagai pemutus lemak dan menurunkan kadar kolesterol daging pada broiler.
Pengaruh Bioaktivator Berbeda Terhadap Karakteristik Kandungan Serat Kasar dan Protein Kasar Sabut Kelapa Muda Fermentasi: The Influence of Different Bioactivators on the Characteristics Crude Fiber and Crude Protein Content of Fermented Young Coconut Fiber Dericson, Jeneril; Irda, Irzal; Dewi, Muthia; Salvia; Arisya, Wahyu; Rahmi, Novadhila
Journal of Livestock and Animal Health Vol. 8 No. 1 (2025): February
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32530/jlah.v8i1.75

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji karakteristik, kandungan serat kasar dan protein kasar sabut kelapa muda fermentasi menggunakan 3 jenis bioaktivator. Bahan yang di gunakan yaitu limbah sabut kelapa muda, EM4, ragi tempe, ragi tape (Saccharomyces cerevisiae) dan molases. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan yaitu P0 (sabut kelapa + molasses), P1 (sabut kelapa + molasses + EM4), P2 (sabut kelapa + molasses + ragi tape (Saccharomyces cerevisiae), P3 (sabut kelapa + molasses + ragi tempe (Rhizopus oligosporus). Data yang diperoleh berdasarkan analisis hasil sidik ragam menunjukkan bahwa karakteristik sabut kelapa muda fermentasi penggunaan bioaktivator berbeda tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap aroma, tektur, warna, kelembapan, kehadiran jamur, pH, temperatur. Berdasarkan analisis proksimat AOAC 2005 dan analisis vansoes 1990 didapatkan hasil bahwa pemberian bioaktivator berbeda tidak berpengaruh terhadap karakteristik sabut kelapa muda fermentasi. Perlakuan bioaktivator terbaik adalah ragi tempe (P3) karena mampu menurunkan kandungan SK dan NDF sabut kelapa muda.