Artikel ini mengkaji secara mendalam model kerja hibrida (Hybrid Working Model/HWM) sebagai respons strategis terhadap perubahan besar dalam konfigurasi kerja modern. Melalui pendekatan kualitatif konseptual berbasis tinjauan literatur integratif, studi ini mensintesiskan berbagai teori organisasi dan psikologi kerja, seperti Teori Sistem Sosioteknis, Self-Determination Theory, dan Teori Manajemen Sumber Daya Manusia. Hasil kajian menunjukkan bahwa model kerja hibrida menawarkan fleksibilitas, otonomi, dan efisiensi, tetapi juga menimbulkan tantangan seperti stres digital, bias kedekatan, serta kesenjangan dalam kepemimpinan dan budaya organisasi. Artikel ini menekankan pentingnya desain hibrida yang inklusif dan adaptif serta perlunya transformasi budaya dan kepemimpinan agar kerja hibrida dapat berkelanjutan. Temuan ini memberikan kontribusi teoretis dan praktis terhadap pengembangan sistem kerja masa depan yang berkelanjutan, tangguh, dan berpusat pada manusia.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025