Kegiatan Khotmil Qur’an kini menjadi hal yang sudah menjadi kebiasaaan atau bisa dibilang rutinan. Terutama di kalangan masyarakat luas terkhususnya yaitu para santri di tempat pondok pesantrennya. Khotmil Quran menjadi sangat penting untuk dilakukan agar terciptanya lingkungan yang positif dan dapat bermanfaat bagi lingkungan sekitar juga. Dalam pelaksanaannya, Khotmil Qur’an dilakukan secara rutin dan konsisten. Biasanya, dilaksanakan setiap bulan satu kali atau setiap 2 minggu sekali. Tergantung kesepakatan setiap orang yang ingin mengikuti rutinan Khotmil -Qur’an tersebut. Metode yang dilakukan dalam kegiatan Khotmil Qur’an pun bisa berbeda dari satu dengan yang lainnya. Bisa dilakukan sendiri ataupun secara bersama-sama. Biasanya, kebanyakan orang melaksanakan kegiatan Khotmil Qur’an ini dengan cara online maupun offline. Jika online biasanya melalui via Whattsap dengan mencantumkan juz dan yang ingin mengikutinya bisa langsung list namanya di samping juz yang tertera. Berbeda saat dilakukan secara offline yaitu bertemu secara langsung semua jamaah yang mengikuti rutinan tersebut. Seperti halnya kegiatan Khotmil yang dilakukan di Pondok Pesantren Al-Ikhsan di kec.Sine,kab.Ngawi, kegiatan Khotmil tersebut dilakukan secara langsung dengan para santri dan pastinya didampingi oleh para ustad maupun ustadzah yang ada di sana. Kegiatan ini juga bertujuan untuk mengembangkan hafalan mereka dalam menghafal Al-Qur’an. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini bisa menjadi jembatan mereka untuk terus mengingat dan mengamalkan setiap ayat Qur’an yang para santri hafalkan. Kegiatan Khotmil Qur’an ini diikuti oleh seluruh para santri yang masih dalam jenjang SD/MI. Dalam kegiatannya, para santri disima langsung oleh para ustad atau ustadzah yang mengajar di pondok pesantren tersebut. Kesulitan banyak dialui pada saat khotmil Qur’an tersebut. Terutama, pada hal kemampuan para santri. Karena, setiap ustad ataupun ustadzah disana tidak penah mentargetkan setiap santrinya untuk harus hafal 30 juz. Santri dibiarkan untuk memilih sesuai kemampuannya dalam menghafal Qur’an. Yang terpenting bagi ustad atau ustadzah disana yaitu konsisten dan istiqomah dalam mengahafal dan melaksanakan kegiatan Khotmil Qur’an ini. Rutinan yang bernama “Lapanan” ini biasanya dilakukan setiap 35 hari sekali. Kata “Lapanan” diambil dari kata selapan yang artinya 35 hari.
Copyrights © 2025