Kesehatan ibu dan bayi merupakan indikator penting dalam kesehatan nasional, denganpeningkatan kesehatan selama kehamilan berpengaruh pada proses bersalin, nifas, danperawatan bayi. Namun, kurangnya waktu ibu hamil untuk mengakses fasilitas kesehatandan mendapatkan informasi yang memadai berpotensi meningkatkan risiko komplikasi,termasuk asfiksia neonatorum - kondisi di mana bayi tidak mendapatkan cukup oksigensaat lahir. Asfiksia neonatorum merupakan penyebab utama kematian neonatus, denganfaktor risiko yang meliputi usia ibu, anemia, dan komplikasi selama kehamilan. Datamenunjukkan bahwa kematian ibu dan bayi di Indonesia masih tinggi, terutama di daerahdengan fasilitas kesehatan yang terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasihubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai risiko asfiksia dan kejadian bayilahir asfiksia. Metode yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain crosssectional. Dari penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu tentangasfiksia di PMB M Gunung Putri Bogor terdapat sejumlah 21 ibu dengan mayoritaspengetahuan kurang (35.0%) dari 60 sempel dan kejadian asfiksia dengan mayoritasasfiksia terdapat 27 bayi (45,0%) dengan asfiksia ringan. Hasil dari penelitian diatasterdapat hubungan yang signifikan antara kejadian asfiksia dengan pengetahuan ibu hamildi PMB M gunung putri bogor yaitu dengan Nilai p = 0.014 < 0.05 yang artinya Ho ditolak dan Ha diterima atau ada kaitannya. Yang menunjukkan bahwa peningkatanpengetahuan ibu dapat berkontribusi dalam pencegahan asfiksia neonatorum. Penelitianini menekankan pentingnya edukasi kesehatan yang efektif untuk ibu hamil sebagai upayapreventif dalam menurunkan angka kematian neonatal akibat asfiksia.
Copyrights © 2025