Perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI) telah mengubah paradigma pembelajaran di perguruan tinggi. Bagi mahasiswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), pemanfaatan AI tidak hanya meningkatkan efisiensi belajar, tetapi juga berdampak pada pembentukan etika akademik dan kemampuan berpikir kritis sebagai calon pendidik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus yang difokuskan pada mahasiswa PPKn Universitas Ahmad Dahlan. Data diperoleh melalui kuesioner tertutup, wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi, kemudian dianalisis dengan model Miles dan Huberman melalui tahapan reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Triangulasi teknik dan sumber digunakan untuk memastikan validitas. Hasil menunjukkan bahwa mahasiswa secara aktif memanfaatkan AI untuk mencari informasi, menyelesaikan tugas, dan merangkum materi. Sebagian besar responden merasakan peningkatan pemahaman dan produktivitas belajar. Namun, temuan juga mengungkap adanya tantangan, seperti potensi plagiarisme, ketergantungan, dan melemahnya interaksi sosial serta daya berpikir kritis. Penelitian ini menegaskan bahwa AI memiliki potensi sebagai alat pembelajaran inovatif, asalkan digunakan secara bijak. Integrasi literasi digital dan etika teknologi dalam kurikulum menjadi penting agar mahasiswa dapat memanfaatkan AI secara efektif dan bertanggung jawab.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025