Kemampuan berpikir kritis atau critical thinking merupakan salah satu keterampilan utama yang dibutuhkan di abad ke-21, terutama dalam menghadapi tantangan global dan kompleksitas kehidupan sehari-hari. Sayangnya, berbagai studi menunjukkan bahwa tingkat berpikir kritis siswa SMA di Indonesia masih tergolong rendah. Artikel ini bertujuan untuk meninjau secara sistematis berbagai penelitian yang mengkaji implementasi kurikulum berbasis STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) dan kontribusinya terhadap pengembangan kemampuan berpikir kritis siswa SMA. Metode yang digunakan adalah studi literatur dengan menganalisis artikel ilmiah yang relevan dari berbagai database, Hasil kajian menunjukkan bahwa pendekatan STEM, terutama melalui model pembelajaran berbasis proyek dan pemecahan masalah, secara konsisten dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Namun demikian, implementasi kurikulum STEM masih menghadapi kendala seperti keterbatasan fasilitas, kurangnya pelatihan guru, dan belum menyeluruhnya integrasi STEM dalam kurikulum. Studi ini merekomendasikan perlunya dukungan kebijakan, pelatihan guru, dan pengembangan perangkat ajar yang mendukung pembelajaran lintas disiplin untuk mengoptimalkan hasil pembelajaran berbasis STEM.
Copyrights © 2025