Bullying merupakan persoalan serius di sekolah, terutama di institusi dengan sistem hierarkis seperti SMKN 2 Painan, sebuah sekolah ketarunaan berbasis semi-militer. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran guru Bimbingan dan Konseling (BK) dalam menangani bullying, serta mengidentifikasi strategi intervensi dan tantangan pelaksanaannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan desain studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi terhadap guru BK, siswa, dan pihak sekolah yang terkait. Analisis dilakukan secara tematik untuk menelusuri pola penanganan dan hambatan kontekstual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru BK memiliki peran sentral dalam deteksi dini, konseling individu dan kelompok, serta mediasi konflik. Pendekatan konseling yang digunakan bersifat eklektik, menggabungkan teknik behavioristik, humanistik, dan berbasis kekuatan. Guru BK juga bekerja sama dengan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK). Namun, tantangan seperti keterbatasan tenaga, budaya senioritas, dan sistem pelaporan yang lemah menjadi penghambat. Penelitian ini merekomendasikan penguatan kapasitas profesional guru BK, optimalisasi fungsi TPPK, dan pembentukan budaya sekolah yang lebih aman dan suportif. Temuan ini bermanfaat sebagai referensi bagi sekolah dengan karakteristik serupa dalam menyusun intervensi bullying yang efektif.Kata Kunci: Bullying, Peran Guru Bimbingan dan Konseling, Sekolah Ketarunaan
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025