Era post-truth yang ditandai dengan dominasi emosi atas fakta, maraknya disinformasi, dan polarisasi sosial telah menciptakan krisis etika dan kemanusiaan yang berdampak pada praktik dakwah kontemporer. Dakwah cenderung terjebak pada pendekatan dogmatis dan kehilangan esensinya sebagai pembentuk kesadaran kemanusiaan yang universal. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji basis ontologi dakwah sebagai fondasi kesadaran humanistik dalam merespons tantangan era post-truth. Pendekatan yang digunakan adalah analisis filosofis-kritis dengan memadukan perspektif ontologi dakwah, filsafat humanisme, serta teori kesadaran sosial. Hasil temuan menunjukkan bahwa dakwah memiliki landasan ontologis yang berakar pada relasi transendental antara manusia dan Tuhan, yang mengandung nilai-nilai kemanusiaan seperti empati, keadilan, dan penghormatan terhadap martabat manusia. Dengan mendekonstruksi praktik dakwah yang reduktif, artikel ini menawarkan konsep dakwah humanistik yang mampu membangun kembali kesadaran etis dan solidaritas sosial di tengah arus informasi yang manipulatif. Kontribusi teoretis artikel ini adalah integrasi antara ontologi dakwah dan humanisme sebagai kerangka baru dalam kajian dakwah, sedangkan kontribusi praktisnya terletak pada penyusunan strategi dakwah berbasis etika kritis yang relevan untuk menghadapi dinamika sosial era digital.
Copyrights © 2025