Fenomena diglosia telah menjadi kondisi yang umum terjadi di negara-negara berbahasa Arab, khususnya di kawasan Timur Tengah, di mana digunakan dua varian bahasa, yaitu bahasa Arab standar (fusha) dan dialek lokal (‘āmiyyah). Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi pelajar indonesia yang sedang menempuh pendidikan di sana. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan wawancara sebagai teknik pengumpulan datanya dan pelajar indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Timur Tengah sebagai partisipannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para pelajar mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan penggunaan dua varian bahasa tersebut. Perbedaan antara fusha dan ‘āmiyyah memengaruhi proses belajar dan komunikasi sehari-hari. Meskipun demikian, kesulitan ini dapat diatasi melalui praktik berkelanjutan dan pembiasaan dalam interaksi lintas-varietas. Penelitian ini memberikan gambaran penting mengenai strategi adaptasi bahasa yang diperlukan dalam konteks diglosia.
Copyrights © 2025