Abstrak:Metafisika, sebagai filsafat pertama dicetuskan Aristoteles untuk menerangkan serangkaian genealogi realitas dari Yang Niscaya ke yang mungkin, dari Yang Universal ke yang partikular. Sehingga metafisika dalam duduk ini dipahami sebagai bagian penting dari filsafat spekulatif. Perspektif ini berubah saat peripatetisme memasuki dunia Islam. Perubahan ini ditandai dengan orientasi ulang isi metafisika dan pensejajarannya sebagai doktrin. Dalam perspektif filsafat perennial (philosophia perennis/al-hikmah al-khalidah) metafisika pada gilirannya dibaca berbeda dari filsafat sendiri. Bahkan ia dibedakan dari filsafat sejak dari isinya. Dalam telaah ini kami menemukan bahwa corak ini muncul semakin intens dalam filsafat Ibn Sina. Bahkan metafisikannya dalam Isyarat wa At-Tanbihat: Fi Al-Ilahiyyat (Isyarat dan Perhatian: Metafisika) menunjukkan tendensi atas metafisika yang integral. Bahkan pada doktrin mistisisme filosofis. Dalam batas-batas metode analisis isi (dengan interpretasi fenomenologi teks) melalui perspektif perennialisme inilah penelitian bertolak. Konklusinya bersifat afirmatif sejauh interpretasi dimungkinkan.
Copyrights © 2022