Furqon, Syihabul
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Tradisi Pembacaan Maulid Barzanji Dalam Perspektif Fenomenologi-Dekonstruksi Derrida Mukarom, Ahmad Soheh; Furqon, Syihabul; Busro, Busro
Al-Adyan: Journal of Religious Studies Vol 2, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/al-adyan.v2i1.1978

Abstract

This paper examines the text of Maulid Al-Barzanji. The sacred text contains the personality of the Prophet Muhammad, which implies one side of the myth of the Prophet, as an idol through the text and what the implications are when the text is deconstructed. The writing uses Derrida's phenomenological approach through deconstruction operations to uncover the camouflage aspects of the text on the one hand and the field of sacredness on the other. Meanwhile, Derrida's theory of deconstruction will operate sequentially looking for the roots where religion has become mere rites and myths. Because, it is clear that the root of religious myth is the text, in addition to the crystallization of idols. Research shows that in the text of Maulid al-Barzanji found fields of the sacredness of the text, about how the text preaches the divine side of the Prophet, as well as its significance as an ordinary human being (basyar). In addition, it was found that in the barzanji tradition, there was no crystallization of the Prophet's idol.Tulisan ini mengkaji teks Maulid Al-Barzanji. Teks sakral tersebut berisi personalitas Nabi Muhammad SAW yang mengimplikasikan satu sisi pemitosan Nabi Muhammad SAW sebagai idol melalui teks dan bagaimana implikasinya ketika teks didekonstruksi. Tulisan ini menggunakan pendekatan fenomenologi Derrida melalui operasi dekonstruksi untuk membongkar aspek kamuflatif teks di satu sisi dan medan sakralitas di sisi lainnya. Sementara teori dekonstruksi Derrida akan beroperasi secara sekuensial mencari akar-akar di mana agama telah jadi sekadar ritus dan mitos. Sebab, jelas bahwa akar dari pemitosan agama adalah teks, di samping pengkristalan idol. Penelitian  menunjukan bahwa dalam teks Maulid al-Barzanji ditemukan medan-medan sakralitas teks, ihwal bagaimana teks mengabarkan sisi Ilahiah Nabi SAW, sekaligus signifikansinya sebagai insan biasa (basyar). Di samping itu ditemukan fakta bahwa dalam tradisi barzanji, tidak terjadi pengkristalan idol Nabi.
METAFISIKA AL-KINDI DALAM FÎ AL-FALSAFAH AL-ÛLA (FILSAFAT PERTAMA) Furqon, Syihabul; Hannah, Neng
Jaqfi: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam Vol. 5 No. 2 (2020): METAFISIKA DAN LEKSIKON POLITIK
Publisher : Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Universitas Negri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jaqfi.v5i2.9711

Abstract

Metafisika adalah salah satu cabang filsafat mengenai segala sesuatu yang bersifat prinsipil. Bahkan dia adalah cabang filsafat yang menggambarkan inti dari penelusuran filsafat mengenai segala sesuatu. Metafisika berurusan dengan segala sesuatu sebagaimana adanya, namun dengan relasinya atas level realitas. Sebab manifestasi atau realitas segala sesuatu itu ditentukan oleh seberapa universalkah dia. Dalam pemikiran salah satu filsuf pertama Islam, Al-Kindi, filsafat pertama tidak hanya sekadar berurusan dengan level manifestasi, melainkan juga dengan doktrin Islam. Tepat di sinilah aspek penting dan signifikansi metafisika Al-Kindi patut ditinjau ulang sebagai salah satu pendekatan atas doktrin namun melalui jalur nalar. Melalui teks primernya, kami menemukan anasir bahwa tidak ada pertentangan antara doktrin dan nalar—sebagaimana tidak ada perselisihan antara filsafat dan doktrin Islam. Terutama mengenai inti kredo dalam Islam: tauhid (pengesaan).
JALAN MENUJU METAFISIKA YANG INTEGRAL: Syarah Al-Isyarat wa at-Tanbihat: Al-Ilahiyah Furqon, Syihabul; Rachman, Budhy Munawar; Haq, Mochamad Ziaul
Jaqfi: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam Vol. 7 No. 1 (2022): JAQFI VOL.7 NO. 1, 2022
Publisher : Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Universitas Negri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jaqfi.v7i1.16277

Abstract

Abstrak:Metafisika, sebagai filsafat pertama dicetuskan Aristoteles untuk menerangkan serangkaian genealogi realitas dari Yang Niscaya ke yang mungkin, dari Yang Universal ke yang partikular. Sehingga metafisika dalam duduk ini dipahami sebagai bagian penting dari filsafat spekulatif. Perspektif ini berubah saat peripatetisme memasuki dunia Islam. Perubahan ini ditandai dengan orientasi ulang isi metafisika dan pensejajarannya sebagai doktrin. Dalam perspektif filsafat perennial (philosophia perennis/al-hikmah al-khalidah) metafisika pada gilirannya dibaca berbeda dari filsafat sendiri. Bahkan ia dibedakan dari filsafat sejak dari isinya. Dalam telaah ini kami menemukan bahwa corak ini muncul semakin intens dalam filsafat Ibn Sina. Bahkan metafisikannya dalam Isyarat wa At-Tanbihat: Fi Al-Ilahiyyat (Isyarat dan Perhatian: Metafisika) menunjukkan tendensi atas metafisika yang integral. Bahkan pada doktrin mistisisme filosofis. Dalam batas-batas metode analisis isi (dengan interpretasi fenomenologi teks) melalui perspektif perennialisme inilah penelitian bertolak. Konklusinya bersifat afirmatif sejauh interpretasi dimungkinkan.