Kemampuan kognitif mencakup pemahaman, pemikiran, dan pemecahan masalah, sedangkan tuna daksa adalah kondisi disabilitas fisik yang mempengaruhi proses belajar anak. Studi berikut tujuannya guna menganalisis kemampuan kognitif anak tuna daksa berdasarkan tingkatannya, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Studi dijalankan melalui metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus melalui pengamatan, dokumentasi, dan wawancara pada anak tuna daksa. Penelitian menunjukkan bahwa anak dengan tuna daksa tingkat sedang dan tinggi dapat mengikuti pembelajaran eksplorasi dan pemecahan masalah dengan baik, serta memahami konsep logis dan bilangan dasar. Namun, anak tuna daksa dengan tingkat rendah kurang aktif karena dipengaruhi down syndrome, hanya mampu memahami konsep logis sederhana dan belum menguasai operasi bilangan dasar. Kesimpulannya adalah tuna daksa tidak sepenuhnya mempengaruhi kemampuan kognitif anak melainkan anak yang memiliki disabilitas ganda. Maka dengan ini, diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai anak penyandang tuna ganda.
Copyrights © 2025