The Society 5.0 era requires education to adopt flexible and innovative learning models. Hybrid learning, combining face-to-face and online methods, is an effective strategy in Islamic education development. This study analyzes hybrid learning strategies at SMA Darussalam Blokagung using a qualitative approach, including literature review and limited observation. The findings reveal that success is influenced by appropriate technology use, the teacher’s role as facilitator, and students’ digital literacy and infrastructure readiness. Hybrid learning enhances engagement, flexibility, and 21st-century skills such as collaboration and independence. This strategy is not only a response to emergencies but also a sustainable educational transformation. Era Society 5.0 menuntut dunia pendidikan untuk mengadopsi pembelajaran yang fleksibel dan inovatif. Strategi hybrid learning, yang menggabungkan pembelajaran tatap muka dan daring, menjadi solusi efektif dalam mengembangkan Pendidikan Islam. Penelitian ini bertujuan menganalisis strategi hybrid learning di SMA Darussalam Blokagung melalui pendekatan kualitatif, dengan studi literatur dan observasi terbatas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan strategi ini dipengaruhi oleh pemanfaatan teknologi yang tepat, peran guru sebagai fasilitator, serta kesiapan infrastruktur dan literasi digital siswa. Hybrid learning terbukti meningkatkan partisipasi, fleksibilitas, dan keterampilan abad 21 seperti kolaborasi dan kemandirian. Strategi ini bukan hanya respons terhadap kondisi darurat, tetapi juga bagian dari transformasi pendidikan jangka panjang yang adaptif dan berkelanjutan.
Copyrights © 2025