Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, termasuk kekayaan tanaman obat yang berpotensi sebagai sumber pengobatan tradisional. Budidaya Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di lingkungan rumah tangga menjadi salah satu upaya pemanfaatan tanaman obat tersebut. Penelitian ini bertujuan memberdayakan masyarakat di Kecamatan Medan Helvetia, Kelurahan Dwi Kora, Kota Medan melalui pengembangan TOGA sebagai apotek hidup yang berkelanjutan. Metode Participatory Rural Appraisal (PRA) digunakan dalam tiga tahapan, yaitu survei awal untuk mengidentifikasi kondisi sosial dan pemahaman masyarakat, edukasi dan pelatihan mengenai manfaat, teknik budidaya, serta pengolahan TOGA, serta pendampingan intensif disertai penyerahan bibit tanaman kepada warga. Hasil menunjukkan adanya peningkatan antusiasme dan keterampilan warga dalam menanam dan merawat tanaman obat. Evaluasi keefektifan sosialisasi dilakukan melalui perbandingan pretest dan posttest yang mengukur pemahaman masyarakat tentang pengertian, jenis, manfaat, dan cara pengolahan TOGA. Nilai rata-rata pretest sebesar 65,86 meningkat menjadi 75,88 pada posttest, dengan peningkatan pengetahuan sebesar 15,21%. Hasil ini menunjukkan bahwa program sosialisasi dan pelatihan efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat, sehingga mendukung pengembangan TOGA sebagai apotek hidup yang berkelanjutan di wilayah tersebut.
Copyrights © 2025