Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemertahanan bahasa daerah melalui sastra tutur sinrilik sebagai identitas budaya lokal. Metode penelitian ini menerapkan metode campuran (mixed methods). Data penelitian ini ada dua, yakni data kuantitatif yang diperoleh melalui survei informan dan data kualitatif melalui wawancara. Penetapan sastra tutur sebanyak 10 grup sinrilik untuk menganalisis bentuk, tema,dan nilai sebagai identitas budaya lokal. Pemilihan sinrilik sebagai data sekunder karena memiliki pakem bertutur dalam bahasa Makassar dan mengandung pendidikan karakter. Hasil penelitian ini menunjukkan penurunan penggunaan bahasa Makassar di kalangan generasi muda, dengan hanya kelompok usia 50-80 tahun yang masih aktif menggunakan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam konteks keluarga dan sosial. Generasi dewasa (25-49 tahun) dan remaja (17-24 tahun) cenderung lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia, terutama di sekolah dan kantor. Selain itu, penelitian ini menyoroti pentingnya sastra tutur sinrilik dalam melestarikan bahasa dan budaya Makassar, karena selain berfungsi sebagai hiburan, sinrilik juga menjadi sarana untuk mempertahankan nilai budaya, sejarah, dan karakter masyarakat Makassar. Meskipun demikian, untuk memastikan kelestariannya, diperlukan upaya pemertahanan melalui pengajaran di sekolah, dokumentasi digital, serta pemanfaatan teknologi modern untuk menjangkau generasi muda dan menjaga kelangsungan warisan budaya ini.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025