Era disrupsi teknologi membawa dampak besar terhadap berbagai sektor kehidupan, termasuk pendidikan Islam di lingkungan pondok pesantren. Sebagai lembaga pendidikan tertua di Indonesia, pesantren dihadapkan pada tantangan besar untuk tetap relevan di tengah kemajuan teknologi, tanpa kehilangan jati diri dan nilai-nilai tradisionalnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peluang dan strategi adaptasi teknologi, khususnya pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) seperti ChatGPT, dalam mendukung proses pembelajaran kitab kuning dan metode klasik pesantren seperti sorogan dan bandongan. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif berbasis studi kepustakaan, artikel ini menemukan bahwa pemanfaatan teknologi secara moderat dan etis dapat memperkaya proses belajar santri, meningkatkan akses terhadap sumber-sumber keilmuan, dan mendukung kemandirian belajar. Namun, integrasi ini menuntut penguatan peran guru sebagai pengarah dan penjaga otoritas keilmuan, serta penanaman literasi digital yang kuat untuk mencegah ketergantungan dan distorsi makna. Pesantren perlu mengembangkan strategi adaptasi yang mengintegrasikan tradisi keilmuan dengan inovasi teknologi secara harmonis demi kelangsungan dan relevansi pendidikan Islam di era digital.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025