Perundungan fisik di sekolah berdampak serius pada perkembangan psikologis dan sosial siswa. Sayangnya, pendekatan hukuman seringkali gagal memulihkan korban sepenuhnya. Artikel ini membahas bagaimana pendekatan empati dapat menjadi strategi efektif dalam membantu siswa korban perundungan untuk bertransformasi menjadi penyintas. Empati, yang terdiri dari dimensi kognitif, afektif, dan welas asih, diterapkan sebagai dasar tindakan restoratif yang mendorong pemulihan emosional dan sosial. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan desk study, dengan data dikumpulkan dari berbagai literatur seperti buku, jurnal ilmiah, dan prosiding. Data dianalisis secara reduktif, mengungkapkan bahwa peran aktif guru, konselor, teman sebaya, serta keterlibatan keluarga dan lembaga keagamaan seperti gereja, merupakan kunci untuk menciptakan lingkungan sekolah yang suportif dan aman. Dengan pendekatan ini, sekolah tidak hanya mencegah kekerasan tetapi juga menumbuhkan budaya penyembuhan dan pemberdayaan.
Copyrights © 2025