Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Informasi Spasial Sebaran Dan Analisis Kebutuhan Alat Dan Mesin Pertanian di Kabupaten Kutai Kartanegara Hamsyin, Hamsyin; Nurhartanto, Nurhartanto; Alaydrus, Ali Zainal Abidin
Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab Vol 7, No 1 (2024): Agroekoteknologi Tropika Lembab Volume 7 Nomor 1 Agustus 2024
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jatl.7.1.2024.15634.55-64

Abstract

Pendataan terkait distribusi alat dan mesin pertanian (Alsintan) di lapangan menjadi elemen penting dalam perencanaan pengembangan mekanisasi pertanian pada suatu wilayah. Penggunaan alsintan di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) dirasa belum optimal karena distribusinya tidak merata sesuai kebutuhan. Alsintan memainkan peran yang sangat penting dan strategis dalam meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan nilai tambah produksi pertanian. Penelitian ini diarahkan untuk mengatasi kurangnya informasi dengan tujuan utama menghitung luas cakupan dan kebutuhan alsintan, serta melakukan pemetaan status kecukupan alsintan, khususnya traktor roda 2, traktor roda 4, rice transplanter dan combine harvester di tingkat Kabupaten Kukar.Peta sebaran alsintan dibuat menggunakan ArcGIS dengan menggabungkan data spasial luas baku lahan sawah dan koordinat lokasi alsintan dengan data atribut jumlah dan jenis alsintan yang tersedia. Kemudian, tingkat kejenuhan alsintan dihitung dengan prosentase ketersediaan alsintan dengan kebutuhanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kejenuhan traktor roda 2 mencapai 82,38%, traktor roda 4 sebesar 10,00%, rice transplanter sebesar 2,17%, dan combine harvester sebesar 39,97%. Mengacu kepada luas baku lahan sawah dan tingkat kejenuhan alat dan mesin pertanian, direkomendasikan 5 kecamatan yang diprioritaskan untuk menerima alokasi program bantuan pemerintah, antara lain kecamatan Anggana, Loa Kulu, Marang Kayu, Muara Kaman, dan Tenggarong Seberang. Kecamatan-kecamatan ini menjadi prioritas utama untuk menerima program bantuan alat dan mesin pertanian dari pemerintah pusat maupun daerah.
SOSIALISASI PEMBUATAN BUSINESS MODEL CANVAS (BMC) UNTUK MENDORONG MINDSET KEWIRAUSAHAAN DI KALANGAN MAHASISWA Alaydrus, Ali Zainal Abidin; Hadi Pranoto; Diashafa, Alisya Kayla; Irsyad Faridl, Achmad
PROFICIO Vol. 5 No. 2 (2024): PROFICIO : Jurnal Abdimas FKIP UTP
Publisher : FKIP UNIVERSITAS TUNAS PEMBANGUNAN SURAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/jpf.v5i2.3481

Abstract

Kewirausahaan memainkan peran krusial dalam ekonomi global saat ini, terutama dalam era inovasi yang menjadi fokus utama. Mahasiswa memiliki peran signifikan dalam membentuk ekonomi melalui pendirian startup dan penciptaan lapangan kerja. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan mahasiswa dalam menerapkan Business Model Canvas (BMC) dalam konteks kewirausahaan. Kegiatan sosialisasi dilakukan melalui pemaparan secara interaktif, pembelajaran berbasis proyek, dan sesi konsultasi individu. Evaluasi dilakukan dengan pre-test, post-test, dan kuesioner evaluasi untuk mengukur peningkatan pengetahuan dan kepuasan peserta. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan pemahaman peserta terhadap konsep BMC, yang pada akhirnya mendorong perkembangan mindset kewirausahaan di kalangan mahasiswa.
Identifikasi Jenis Tanaman Pewarna Alam Di Sentra Tenun Ulap Doyo Di Kabupaten Kutai Kartanegara Alaydrus, Ali Zainal Abidin; Sriwahyuni, Indah; Diniaty, Rossa; Prasetyo, Rahadian Adi
Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab Vol 8, No 1 (2025): Agroekoteknologi Tropika Lembab Volume 8 Nomor 1 Agustus 2025
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jatl.8.1.2025.17839.25-29

Abstract

Industri tenun ulap doyo di Kabupaten Kutai Kartanegara tidak hanya menjadi bagian dari sektor ekonomi lokal, tetapi juga merupakan komponen penting dalam warisan budaya Kalimantan Timur yang sarat nilai sejarah dan tradisi. Pada proses produksi tenun ulap doyo, penggunaan tanaman pewarna alami memainkan peran esensial, memberikan karakteristik unik dan autentik pada hasil akhir. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian mengenai jenis tanaman pewarna alami yang digunakan dalam industri tenun ulap doyo di wilayah tersebut. Penelitian ini menggunakan metode survei, pengumpulan data sekunder, serta identifikasi tanaman pewarna. Analisis data dilakukan secara deskriptif, dengan data diperoleh melalui wawancara, observasi lapangan, dan pengamatan langsung terhadap tanaman pewarna yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 12 spesies tanaman yang dimanfaatkan sebagai pewarna alami dalam industri tenun ulap doyo di Kelurahan Loa Ipuh, Kabupaten Kutai Kartanegara. Tanaman tersebut meliputi Bayur (Pterospermum javanicum), Mahoni (Swietenia macrophylla), Bungur (Lagerstroemia speciosa), Mangga (Mangifera indica), Ketapang (Terminalia catappa), Kesumba Keling (Bixa orellana), Indigo (Indigofera tinctoria), Durian (Durio spp.), Bengkal (Nauclea orientalis L.), Kunyit Hutan (Curcuma longa), Rambutan (Nephelium lappaceum L.), dan Secang (Biancaea sappan L.). Organ tanaman yang dimanfaatkan meliputi daun, batang, buah, dan akar, dengan variasi warna yang dihasilkan antara lain coklat, merah, ungu, hijau muda, jingga, biru, hitam, dan kuning. Studi ini berhasil mendokumentasikan keanekaragaman tanaman pewarna alami serta mengidentifikasi kontribusi potensial dari setiap bagian tanaman dalam menghasilkan spektrum warna tertentu. Hasil penelitian ini diharapkan mendukung pelestarian sumber daya hayati lokal serta kelestarian budaya.
ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PENGOLAHAN ULAP DOYO (Curculigo latifolia) DI KELURAHAN LOA IPUH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Alaydrus, Ali Zainal Abidin
SINTA Journal (Science, Technology, and Agricultural) Vol. 3 No. 2 (2022)
Publisher : Perkumpulan Dosen Muda (PDM) Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37638/sinta.3.2.57-64

Abstract

The method used in this study is descriptive, while the implementation technique uses survey techniques. The selection of research locations was carried out and the samples selection or key informants was done purposively. The target samples were 15 craftsmen in the Loa Ipuh, Kutai Kartanegara regency, for marketers data sources, researchers used snowball sampling. The key informants at the level of government agencies are people who are competent and have a relationship with the existence of Ulap doyo business. Method to find out the value added using Hayami method. While to find out the development strategy is carried out using a SWOT analysis. Based on the value added analysis of ulap doyo  processing industry in Loa Ipuh district, the business was able to produce added value of lDR. 2,728,929 per kilogram input of ulap doyo thread. The value added ratio owned is 76,952 percent. Based on the external internal analysis of SWOT, the ulap doyo processing business in Loa Ipuh district is in Quadrant I, a strategy that can be done to develop the business is an expantion strategy. This means that this strategy uses internal forces to reach opportunities. Key Words: Ulap Doyo, Added Value, Development Strategy 
Utilization of Smart Agricultural Technology to Improve Resource Efficiency in Agro-industry Zulfikhar, Rosa; Alaydrus, Ali Zainal Abidin; Sutiharni, Sutiharni; Nanjar, Agi; Hartati , Hartati
West Science Agro Vol. 2 No. 01 (2024): West Science Agro
Publisher : Westscience Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58812/wsa.v2i01.656

Abstract

This study investigates the utilization of smart agricultural technologies to improve resource efficiency in the agro-industry, using a quantitative approach with a focus on Structural Equation Modeling - Partial Least Squares (SEM-PLS) analysis. A survey of 250 agro-industry stakeholders produced descriptive statistics showing a high mean adoption score (4.2) and a significant frequency of adoption (75%). Resource efficiency indicators, including average water use (32.5 gallons per hectare), average energy consumption (15.8 kWh per hectare), and average crop yield (2,800 kg per hectare), were also assessed. The SEM-PLS results showed strong reliability and validity of the measurement model, with positive path coefficients indicating substantial impacts of smart technology adoption on water use efficiency, energy consumption optimization, and crop yield. The model showed a satisfactory fit, and bootstrapping confirmed the robustness of the relationships. The discussion highlights practical implications for farmers, policymakers, and technology providers, emphasizing the potential for increased efficiency, reduced costs, and improved yields through the adoption of smart technologies. This study contributes valuable insights to the discourse of sustainable agricultural practices.