Latar belakang: Proses penuaan menyebabkan perubahan fisiologis seperti penurunan massa otot (sarkopenia) dan peningkatan lemak tubuh, yang berdampak pada penurunan fungsi fisik dan peningkatan risiko kesehatan lansia. Kekuatan genggaman tangan merupakan indikator penting kekuatan otot dan prediktor risiko jatuh, disabilitas, serta mortalitas. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan komposisi tubuh dengan kekuatan genggaman pada lansia di Panti Werdha Hana, Indonesia. Metode:Studi cross-sectional ini melibatkan 36 lansia berusia ≥60 tahun yang mampu berkomunikasi dan bergerak mandiri. Komposisi tubuh diukur dengan Omron Karada Scan HBF-375, dan kekuatan genggaman dengan Camry EH101. Hasil:Analisis Spearman menunjukkan mayoritas responden perempuan (80,6%) dengan rerata usia 76,53 tahun. Rerata lemak tubuh 36,29%, lemak viseral 8,57, dan massa otot rangka 21,54%. Kekuatan genggaman rata-rata 16,31 kg. Lemak tubuh total dan subkutan batang tubuh berkorelasi negatif signifikan dengan kekuatan tangan kiri (p<0.05). Sebaliknya, lemak viseral berkorelasi positif signifikan dengan kekuatan genggaman kanan, kiri, dan rerata (p<0.05). Massa otot rangka, terutama otot kaki, menunjukkan korelasi positif sangat kuat dengan seluruh parameter kekuatan genggaman (r=0.529–0.623; p<0.001). Kesimpulan:Penelitian ini berkontribusi pada pemahaman hubungan antara komposisi tubuh dan kekuatan otot pada lansia di panti werdha, namun desain cross-sectional membatasi penegakan kausalitas dan faktor perancu perlu dipertimbangkan.
Copyrights © 2025