Ekstraksi adalah proses pemisahan senyawa aktif dari jaringan tanaman menggunakan pelarut tertentu, dengan tujuan memperoleh zat yang memiliki efek farmakologis atau biologis. Metode ekstraksi dapat mempengaruhi aktivitas farmakologi suatu tanaman seperti daun sirsak (DS) dan daun pecut kuda (DPK). DS dan DPK menunjukkan aktivitas farmakologi seperti antioksidan, antiinflamasi, dan antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode ekstraksi terhadap aktivitas farmakologi ekstrak DS dan DPK. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur ilmiah dnegan pustaka yang berasal dari jurnal nasional maupun internasional yang diterbitkan selama sepuluh tahun terakhir yang diperoleh melalui Google Scholar, PubMed, ScienceDirect, NCBI. Kata kunci yang digunakan antara lain "metode ekstraksi", "pelarut ekstraksi", ”daun sirsak”, ”daun pecut kuda” dan "aktivitas farmakologi". Hasil studi literatur yang telah dilakukan diperoleh data bahwa untuk memperoleh aktivitas farmakologi terbaik dari DS dan DPK, metode maserasi dengan pelarut polar seperti etanol 70–96% atau metanol adalah yang paling direkomendasikan. Kombinasi metode dan pelarut ini terbukti menghasilkan ekstrak dengan aktivitas antioksidan yang sangat kuat, efek antibakteri yang signifikan, dan aktivitas antiinflamasi. Oleh karena itu dapat disimpulkan metode ekstraksi dan pelarut mempengaruhi aktivitas farmakologi dari DS dan DPK.
Copyrights © 2025