Warisan budaya Melayu, khususnya tenun songket, terancam punah akibat minimnya perhatian publik, modernisasi, dan rendahnya regenerasi perajin muda. Padahal, songket memiliki nilai estetika, simbolik, dan ekonomi yang tinggi serta mencerminkan identitas budaya Melayu. Kabupaten Labuhanbatu memiliki potensi besar dalam pelestarian budaya ini, namun para perajinnya, seperti Usaha Tenun Songket Srikandi, menghadapi berbagai keterbatasan dalam SDM dan akses pelatihan. Sebagai respon, perguruan tinggi melalui program pengabdian masyarakat merancang pelatihan keterampilan dasar menenun songket, khususnya bagi perempuan dan pemuda. Kegiatan ini tidak hanya fokus pada aspek teknis, tetapi juga menanamkan nilai budaya dan strategi pemasaran digital. Program ini diharapkan mencetak penenun baru, membangun komunitas tenun berbasis masyarakat, dan menjadi bagian dari penguatan ekonomi kreatif lokal yang berkelanjutan. Kegiatan ini sangat mendesak karena bertujuan menyelamatkan budaya lokal dari kepunahan serta membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat. Tanpa intervensi, akan terjadi kehilangan pengetahuan tradisional dan melemahnya identitas budaya Melayu. Pelatihan ini juga mendukung pemberdayaan perempuan, pengentasan kemiskinan, dan tujuan SDGs, sekaligus menjawab tantangan globalisasi dengan pendekatan kolaboratif dan berbasis solusi nyata.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025