Penelitian ini bertujuan untuk memetakan fenomena campur kode antara bahasa Inggris dan Indonesia yang digunakan oleh mahasiswa dalam media sosial, serta menganalisis dampaknya terhadap perkembangan bahasa dalam karya sastra digital. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan metode analisis wacana kualitatif berbasis teori sosiolinguistik digital, data dikumpulkan melalui observasi unggahan media sosial, wawancara mendalam, dan dokumentasi karya sastra digital mahasiswa dari tiga perguruan tinggi negeri di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk campur kode yang paling dominan adalah insertion, yang digunakan untuk mengekspresikan emosi, membentuk identitas, dan menyesuaikan diri dengan gaya komunikasi digital. Praktik ini tidak hanya mencerminkan realitas linguistik generasi muda, tetapi juga menjadi strategi estetik dalam karya sastra digital. Namun demikian, temuan ini juga menimbulkan tantangan terhadap pelestarian bahasa Indonesia dan norma sastra baku. Oleh karena itu, penting bagi dunia pendidikan untuk merespons fenomena ini melalui penguatan literasi digital dan kebahasaan yang kritis serta adaptif.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025