Latar belakang : Stunting adalah keadaan di mana ukuran atau tinggi anak-anak tidak selaras dengan norma umurnya. Hal ini mencerminkan adanya gangguan dalam pertumbuhan fisik anak (Pertiwi et al., 2025). Salah satu faktor risiko terjadinya stuntingadalah berat badan lahir rendah, yaitu berat bayi ≤ 2.500 gram saat lahir, serta panjang badan lahir, yaitu panjang bayi ≤ 47 cm. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Berat Badan Lahir dan Panjang Badan Lahir terhadap kejadian Stunting pada balita usia 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Nanggulan Kulon Progo. Metode : Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan case control, melibatkan populasi 887 balita. Sampel terdiri dari 45 kasus dan 45 kontrol, Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui buku KIA/KMS dan Rekam medis. Hasil : Dari 90 sampel, 45 Balita (50%) mengalami stunting, sedangkan 45 (50%) tidak stunting. Jumlah balita berat badan lahir 17 (18,9%) dan panjang badan lahir 34 (37,8%). Analisis statistik menggunakan Chi-square menunjukkan p-value 0.000, yang menunjukan adanya hubungan signifikan antara berat badan lahir, panjang badan lahir, dan kejadian stunting. Kesimpulan : Terdapat hubungan berat badan lahir dan panjang badan lahir dengan kejadian stunting di Puskesmas Nanggulan Kulon Progo.
Copyrights © 2025