Latar Belakang: Fokus perawaran penyakit ginjal kronis diarahkan untuk mencegah terjadi gangguan kardiovaskuler. Tekanan darah tinggi dapat menjadi penyulit bagi karena menyebabkan prognosis yang buruk, termasuk terbentuknya hipertrofi ventrikel kiri yang menyebabkan cepatnya penurunan ginjal. Sedangkan tekanan darah rendah membawa prognosis yang lebih buruk. Tujuan:Menganalisis perbedaan tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah dilaksanakan terapi hemodialisis pada pasien gagal ginjal kronik di RSUD Kabupaten Sukoharjo. Metode: Penelitian kuantitatif dengan desain Pre-Eksperimen design dengan rancangan One Group Pre-Post Test. Populasi 130 pasien dengan sampel 57 pasien. Tehnik pengambilan sampel menggunakan Purposive sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan sphygmomanometer yang sudah terkalibrasi. Analisa data dalam penelitian ini mengunakan paired sample t-test. Hasil: Rata-rata pasien berusia 45-64 tahun, berjenis kelamin perempuan dan menjalani hemodialisis lebih dari satu tahun. Tekanan darah sebelum menjalani terapi hemodialisis rata-rata 146,93/93,51 mmHg dan tekanan darah sesudah terapi hemodialisis rata-rata 163,33/100,53 mmHg. Hasil uji paired sample t-test tekanan darah sistolik dan diastolik diperoleh nilai signifikansi (p-value) 0,000. Kesimpulan: Hasil uji analisis didapatkan terdapat perbedaan tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah terapi hemodialisis pada pasien gagal ginjal kronik di RSUD Kabupaten Sukoharjo, dimana terjadi peningkatan tekanan darah sesudah terapi hemodialisis.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024