Dismenore primer merupakan keluhan nyeri haid tanpa adanya kelainan organik yang sering dialami oleh remaja putri. Kondisi ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, menurunkan konsentrasi belajar, serta berdampak pada kualitas hidup. Penanganan dismenore secara farmakologis memang efektif, namun penggunaan jangka panjang berisiko menimbulkan efek samping. Oleh karena itu, diperlukan alternatif nonfarmakologis yang aman dan mudah diterapkan, salah satunya adalah terapi akupresur. Akupresur merupakan teknik penekanan pada titik-titik tertentu di tubuh yang berfungsi merangsang pelepasan endorfin sebagai analgesik alami, meningkatkan sirkulasi darah, dan menurunkan kontraksi otot uterus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi akupresur pada titik Sanyinjiao (SP6), Xuehai (SP10), dan Taichong (LR3) terhadap penurunan intensitas nyeri dismenore primer pada santriwati di Pondok Pesantren Nun Putri Kudus. Metode: Desain penelitian menggunakan pendekatan pre-eksperimen dengan model one group pretest–posttest. Sampel berjumlah 10 responden yang dipilih dengan teknik total sampling. Pengukuran intensitas nyeri dilakukan menggunakan Visual Analogue Scale (VAS) sebelum dan sesudah intervensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum terapi, 60% responden mengalami nyeri ringan dan 40% mengalami nyeri sedang. Setelah dilakukan akupresur, sebanyak 10% responden tidak lagi merasakan nyeri, 80% mengalami nyeri ringan, dan hanya 10% yang masih merasakan nyeri sedang. Kesimpulan: hasil ini membuktikan bahwa terapi akupresur efektif menurunkan intensitas nyeri haid melalui mekanisme stimulasi titik tubuh yang memicu pelepasan endorfin dan relaksasi otot.
Copyrights © 2025