Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Hubungan Cuci Tangan Anak Pra Sekolah Dengan Kejadian Diare Irawan, Yudho Bagus; Faidah, Noor
Nursing Sciences Journal Vol 5, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/nsj.v5i1.1836

Abstract

Diare adalah suatu kondisi saat seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering. Tingginya angka kejadian diare anak di sebabkan oleh faktor-faktor yang meningkatkan resiko diare seperti sanitasi yang buruk, fasilitas kebersihan yang kurang, kebersihan pribadi buruk (tidak cuci tangan sebelum, sesudah makan dan setelah buang air besar). Cuci tangan sering di anggap hal yang sepele di masyarakat, padahal mencuci tangan bisa memberi kontribusi pada peningkatan status kesehatan masyarakat. Kebiasaan tersebut tentunya berpengaruh dan dapat memberikan kontribusi dalam terjadinya diare. Cuci tangan merupakan tehnik dasar yang palinhg penting dalam pencegahanya  dan pengontrolan penularan infeksi. Metode dalam penelitian ini adalah penelitian Korelasi dan jenis rancangan survei deskriptif korelasi. Penentuan sample dengan teknik Simple random sampling dengan jumlah sampel 63 responden. Analisa data dilakukan menggunakan uji Chi-square. Hasil yang di peroleh p-value 0,000 > (α = 0,05), dengan kekuatan hubungan kuat karena nilai correlation coefficient (0,726) berada pada rentang 0,600 - 0,799 Terdapat hubungan yang bermakna antara cuci tangan dengan kejadian diare pada siswa TK.
Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Menghadapi Bencana Tanah Longsor Faidah, Noor; Esterina, Wahyu; Purwandari, Nila Putri
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 14 No 4 (2024): Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Oktober 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/pskm.v14i4.2199

Abstract

Salah satu fenomena alam yang terjadi di daerah pegunungan, terutama saat musim hujan adalah bencana tanah longsor. Dampak dari terjadinya tanah longsor menuntut kesigapan masyarakat dalam menghadapi bencana itu. Kesiapsiagaan merujuk pada serangkaian langkah yang diambil untuk mengantisipasi bencana tanah longsor, melalui organisasi yang efektif serta tindakan yang tepat serta bermanfaat. Penelitian ini mengunakan kajian deskriptif. Tujuan penelitian, mendeskripsikan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana tanah longsor. Populasi pada penelitian ini terdapat 1.325 Kepala Keluarga (KK), dengan jumlah sampel 93 KK. Teknik pengambilan sampel yang dipergunakan pada penelitian ini ialah Purposive Random Sampling.  Hasil dari penelitian ini didapatkan hasil secara umum kesiapsiagaan masyarakat Desa Tempur Kecamatan Keling Kabupaten Jepara berada dalam kategori “sangat siap”. Hal itu di tunjukkan dengan tingginya indeks present pada aspek kesiapsiagaan bencana dengan kategori sangat siap 47.9%, kategori siap 45.2% serta kategori tidak siap 7.5%. Saran untuk institusi terkait agar memprioritaskan program penguatan dalam mitigasi kebencanaan dan secara periodik dilakukan pelatihan/sosialisasi kepada masyarakat tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana tanah longsor.
Peningkatan Status Gizi Pada Balita Stunting Melalui Program Pemberian Makanan Tambahan Hartini, Sri; Winarsih, Biyanti Dwi; Yusianto, Wahyu; Faidah, Noor; Nafi’ah, Nur
Jurnal Pengabdian Kesehatan Vol 6, No 3 (2023): Jurnal Pengabdian Kesehatan
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jpk.v6i3.370

Abstract

Stunting adalah salah satu permasalahan gizi yang terjadi di Indonesia. Stunting disebabakan karena kurangnya asupan makanan dan adanya penyakit infeksi, status gizi balita stunting di tunjukkan menggunakan antopometri dan dikategorikan berdasarkan standart baku WHO dengan indeks BB/U (Berat badan/umur), TB/U (Tinggi badan/umur), dan BB/TB (Berat badan/tinggi badan). Upaya memperbaiki status gizi balita stunting yaitu dengan PMT pada balita 6-59 bulan, PMT bukan sebagai penggati makanan utama sehari-hari tetapi sebagai tambahan makanan balita, program ini merupakan program intervensi terhadap balita yang menderita kurang gizi dimana  agar dapat meningkatkan gizi balita sesuai dengan usiannya. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan status gizi pada balita stunting sesudah program pemberian makanan tambahan di Desa Watuaji Kecamatan Keling Kabupaten Jepara. Pemberian makanan tambahan dilakukan setiap hari selama 90 hari. Pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan berat badan balita yang sudah tercantum dilembar KMS. Berat badan balita sejumlah 35 balita stunting sebelum mendapatkan program PMT dengan status gizi buruk 7 balita (20,0%) dan gizi kurang 28 balita (80,0%), dan status gizi balita stunting sesudah program PMT status gizi kurang 5 balita (14,3%) gizi baik 30 balita (85,7%). 
Peningkatan Pemahaman Perawat Tentang Paliatif Care Saat Discharge Planning Pada Pasien Paliatif di RSUD RA Kartini Jepara Faidah, Noor; Hartini, Sri; Winarsih, Biyanti Dwi; Alvita, Galia Wardha
Jurnal Pengabdian Kesehatan Vol 6, No 1 (2023): Jurnal Pengabdian Kesehatan
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jpk.v6i1.320

Abstract

Penyakit yang banyak diderita masyarakat saat ini beralih dari penyakit infeksi ke penyakit degenerative kronik. jumlah pasien dengan penyakit degenerative kronik menjadi jumlah kunjungan terbanyak yaitu penyakit Gagal ginjal kronik, diabetes mellitus, kanker dan stroke. Penyakit tersebut jika telah memasuki  stadium akhir maka mereka dinamakan pasien tahap paliatif. Berdasarkan hasil analisa banyak perawat yang kurang memberikan edukasi tentang penyakit yang diderita pasien baik untuk pasien itu sendiri ataupun keluarga saat mereka mau pulang dikarenakan kurangnya pemahaman tentang paliatif care.Metode dalam pengabdian masyarakat ini menggunakan deskriptif obesrvasional dengan 12 sampel perawat di ruang rawat inap. Teknik pengambilan data dilakukan melalui kuesioner yang diberikan saat pre dan post test tentang peran perawat dalam discharge planning pada pasien paliatif. Setelah dilakukan penyampaian materi tentang peran perawat edukasi paliatif care terjadi peningkatan pemahaman perawat yang sebelumnya dalam pre test mendapatkan nilai rata-rata 61,67 naik menjadi nilai rata-rata 90. Pendidikan kesehatan ini diharapakan dapat mengubah perilaku perawat untuk dapat mengoptimalkan discharge planning pada psaien paliatif.
Profile of Elderly Independence in Tluwuk Village, Wedarijaksa Pati Widyaningsih, Heriyanti; Muniroh, Fitri Ambarwati; Fitriana, Vera; Arsy, Gardha Rias; Putri, Devi Setya; Faidah, Noor; Winarsih, Biyanti Dwi; Hartini, Sri; Pujiati, Eny
Journal Keperawatan Vol. 3 No. 2 (2024): November 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58774/jourkep.v3i2.82

Abstract

Background: Elderly is a stage when a person enters the age of 60 years and above where changes occur in various aspects such as biological, cognitive, psychosocial, spiritual, and economic functions, which can affect the level of individual independence. Independence is related to a person's ability not to depend on others and not require full direction in carrying out activities. Elderly independence refers to the ability to carry out daily activities independently, make their own decisions, and meet their needs without assistance. Aspects of elderly independence include the ability to care for themselves such as eating, dressing, using the toilet, moving, bathing and eating independently. This independence can certainly be the main capital for the elderly in maintaining their health. Purpose: To find out the level of independence of the elderly in Tluwuk Village, Wedarijaksa Pati . Methods: The type of research used is quantitative descriptive with a survey design. The sample used in this study was the entire elderly population at the Tluwuk village health post as many as 30 respondents with a total sampling technique. The inclusion criteria include elderly people aged ≥ 60 years who live in Tluwuk village, are able to communicate fluently and are willing to be respondents. The instrument used to assess the function of independence is the Barthel Index. Results: Based on the results of the analysis, there were 16 elderly people in the independent category (53.3%), 13 people in the mild dependency category (43.3%) and 1 person in the heavy dependency category (3.3%). Conclusion: Almost half of the elderly in Tluwuk village have a good level of independence and can carry out daily activities without depending on or needing help from other people.
Komunikasi Informasi Edukasi Pencegahan Stunting pada Orang Tua di Ruang Maranatha 1 Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus Hartini, Sri; Winarsih, Biyanti Dwi; Faidah, Noor; Wedyaningsih, Heriyanti; Yusianto, Wahyu; Hendrawan, Fajar
Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Vol. 2 No. 1 (2025): Maret 2025
Publisher : Menara Science Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70109/jupenkes.v2i1.19

Abstract

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh yang terjadi Anak Balita (bayi di bawah lima tahun) yang disebabkan karena kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Balita yang pendek (stunted) dan sangat pendek (severely stunted) merupakan balita yang memiliki panjang badan (PB/U) atau tinggi badan (TB/U) menurut umurnya dibandingkan dengan standar baku WHO-MGRS (Multicentre Growth Reference Study). Data yang diperoleh oleh World Health Organization (WHO), Indonesia menjadi negara ketiga dengan prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara/South-East Asia Regional (SEAR). Indonesia pada tahun 2005-2017 memperoleh rata-rata prevalensi balita stunting adalah 36,4%.Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) yang diperoleh tahun 2021, prevalensi stunting hingga saat ini berada pada posisi angka 24,4 % atau 5,33 juta balita. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) menunjukkan prevalensi stunting sebesar 30,8% (Kemenkes, 2023). Tujuan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan orang tua khususnya di daerah Kudus yang anaknya dirawat di Rumasakit Mardirahayu tentang pencegahan stunting. Metode yang digunakan adalah ceramah interaktif dan tanya jawab.
HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI DESA TUMPANG KRASAK KECAMATAN JATI KABUPATEN KUDUS Putri, Salsabila Sofiana; Widyaningsih, Heriyanti; Ambarwati, Ambarwati; Faidah, Noor; Hartini, Sri; Winarsih, Biyanti Dwi; Arsy, Gardha Rias
Jurnal Profesi Keperawatan Vol 12, No 1 (2025): Jurnal Profesi Keperawatan (JPK)
Publisher : Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jprokep.v12i1.224

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Hipertensi pada lansia dikaitkan dengan proses penuaan yang terjadi pada tubuh. Semakin bertambah usia seseorang, tekanan darah juga semakin meningkat. Meskipun proses penuaan memang sesuatu yang alami, lansia dengan hipertensi tetap berisiko mengalami komplikasi penyakit yang lebih serius. Seiring bertambahnya usia, pembuluh darah arteri menjadi semakin keras dan tidak elastis.Kondisi ini menyebabkan pembuluh darah jadi semakin kaku dan kinerja jantung dalam memompa darah jadi semakin berat. Akibatnya, tekanan darah jadi meningkat. Selain itu, perubahan hormon setelah menopause juga bisa menyebabkan hipertensi pada wanita lansia. Kadar hormon estrogen yang menurun setelah menopause membuat pembuluh darah arteri mengeras dan tegang. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pola makan dengan kejadian hipertensi pada lansia di Desa Tumpang Krasak Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. Metode: Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan cross sectional, desain penelitian yang digunakan adalah metode survei. Instrumen penelitian berupa kuesioner tentang pola makan berisi 39 pernyataan. Subyek penelitian adalah lansia yang menderita hipetensi di Desa Tumpang Krasak Kecamatan Jati Kabupaten Kudus, dengan rentang usia lansia > 60 tahun dan lansia dengan tekanan darah >120->160mmHg/ >80-100mmHg di Desa Tumpang Krasak Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. Teknik sampling menggunakan rumus arikunto dengan jumlah responden 56 orang. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa Tumpang Kasak Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. Hasil: Pola Makan yang dikonsumsi pada lansia adalah pola makan tidak baik sebanyak 35 responden (62,5%). Untuk kejadian hipertensi pada lansia adalah hipertensi stadium II sebanyak 37 responden (66,1%). Simpulan:  Pola Makan yang dikonsumsi pada lansia adalah pola makan tidak baik sebanyak 35 responden (62,5%), dan kejadian hipertensi pada lansia adalah hipertensi stadium II sebanyak 37 responden (66,1%).   Kata Kunci: Pola Makan, Kejadian Hipertensi, Lansia. 
Self Stigma and Burden Among Caregivers of Persons with Schizophrenia in Community:  Cross Sectional Study Suharsono; Isworo, Adi; Faidah, Noor
Oshada Vol. 2 No. 3 (2025): Oshada Journal - June
Publisher : PT. Anagata Sembagi Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62872/gdyvh618

Abstract

Background: Caregivers of individuals with schizophrenia often experience significant psychological and emotional challenges, including self-stigma and caregiver burden. Understanding these phenomena is essential to develop supportive interventions. Objective: This study aimed to examine the levels of self-stigma and caregiver burden among caregivers of persons with schizophrenia living in the community and to explore the relationship between these two variables. Methods: A cross-sectional study design was employed involving 100 caregivers selected through purposive sampling. Data were collected using validated self-report questionnaires: the Self-Stigma of Family Members Scale (SSFS) and the Zarit Burden Interview (ZBI). Descriptive statistics and Pearson correlation analysis were conducted to assess the relationship between self-stigma and caregiver burden. Results: The findings indicated that a majority of caregivers experienced moderate to high levels of both self-stigma and caregiver burden. A significant positive correlation was found between self-stigma and caregiver burden (p < 0.01), indicating that higher levels of self-stigma were associated with greater caregiver burden. Conclusion: Self-stigma contributes to the burden experienced by caregivers of individuals with schizophrenia in the community. Interventions aimed at reducing stigma may help alleviate the psychological burden among caregivers and improve their well-being.
IMPLEMENTASI TERAPI AKUPRESUR PADA TITIK SAYINJIAO (SP6), TITIK XIE HAI (SP10) DAN TITIK TAICHONG (LR3) TERHADAP INTENSITAS DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI DI PONDOK PESANTREN NUN PUTRI KUDUS Ngatmini, Ngatmini; Pujiati, Eny; Faidah, Noor; Ambarwati, Ambarwati
Jurnal Profesi Keperawatan Vol 12, No 2 (2025): Jurnal Profesi Keperawatan (JPK)
Publisher : Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jprokep.v12i2.232

Abstract

Dismenore primer merupakan keluhan nyeri haid tanpa adanya kelainan organik yang sering dialami oleh remaja putri. Kondisi ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, menurunkan konsentrasi belajar, serta berdampak pada kualitas hidup. Penanganan dismenore secara farmakologis memang efektif, namun penggunaan jangka panjang berisiko menimbulkan efek samping. Oleh karena itu, diperlukan alternatif nonfarmakologis yang aman dan mudah diterapkan, salah satunya adalah terapi akupresur. Akupresur merupakan teknik penekanan pada titik-titik tertentu di tubuh yang berfungsi merangsang pelepasan endorfin sebagai analgesik alami, meningkatkan sirkulasi darah, dan menurunkan kontraksi otot uterus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi akupresur pada titik Sanyinjiao (SP6), Xuehai (SP10), dan Taichong (LR3) terhadap penurunan intensitas nyeri dismenore primer pada santriwati di Pondok Pesantren Nun Putri Kudus. Metode: Desain penelitian menggunakan pendekatan pre-eksperimen dengan model one group pretest–posttest. Sampel berjumlah 10 responden yang dipilih dengan teknik total sampling. Pengukuran intensitas nyeri dilakukan menggunakan Visual Analogue Scale (VAS) sebelum dan sesudah intervensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum terapi, 60% responden mengalami nyeri ringan dan 40% mengalami nyeri sedang. Setelah dilakukan akupresur, sebanyak 10% responden tidak lagi merasakan nyeri, 80% mengalami nyeri ringan, dan hanya 10% yang masih merasakan nyeri sedang. Kesimpulan: hasil ini membuktikan bahwa terapi akupresur efektif menurunkan intensitas nyeri haid melalui mekanisme stimulasi titik tubuh yang memicu pelepasan endorfin dan relaksasi otot.