Hubungan antara sains dan agama sejak dahulu menjadi tema sentral dalam perjalanan intelektual umat manusia, yang mengalami dinamika mulai dari konflik hingga integrasi. Dalam konteks Islam, keduanya bukan entitas yang saling bertentangan, melainkan saling melengkapi dalam membentuk fondasi ilmu dan peradaban. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis historisitas hubungan sains dan agama melalui pendekatan sintesis terhadap pemikiran para tokoh Islam klasik seperti Al-Kindi, Ibnu Sina, Al-Ghazali, Ibnu Rushd, dan Al-Farabi, serta pemikiran modern Ian G. Barbour dan Seyyed Hossein Nasr. Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur dengan analisis deskriptif yang mengkaji karya-karya primer dan sekunder secara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi intelektual Islam sejak masa klasik telah mengintegrasikan rasionalitas ilmiah dengan nilai-nilai wahyu, sementara Barbour menawarkan kerangka tipologis yang menekankan pentingnya dialog dan integrasi, dan Nasr mengusulkan rekonstruksi epistemologis melalui pengembalian sains ke akar spiritual dan etisnya. Temuan ini menegaskan bahwa integrasi sains dan agama bukan hanya mungkin, tetapi juga penting sebagai fondasi etika dan solusi multidimensional dalam menghadapi tantangan moral, sosial, dan ekologis di era modern
Copyrights © 2025