Pulau Bangka memiliki keanekaragaman satwai yang tinggi dalam pengobatan tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan mengevaluasi penggunaan satwa sebagai obat tradisional oleh masyarakat Desa Batu Beriga, Perlang, dan Lampur di Kabupaten Bangka Tengah. Penelitian dilaksanakan dari 1 Maret hingga 31 Mei 2024 menggunakan snowball sampling dan wawancara. Data dianalisis secara kualitatif deskriptif dan kuantitatif dengan menghitung RFC dan ICF. Sebanyak 17 spesies dari 6 kelas satwa tercatat, dengan kelas Mammalia mendominasi (47,1%). Malayopython reticulatus memiliki nilai RFC tertinggi (0,900), sementara Pontoscolex corethrurus, Manouria emys, dan Eretmochelys imbricata mencatat nilai RFC terendah (0,100). Penyakit seperti kelelahan dan demam, menunjukkan nilai ICF maksimum (1). Penelitian ini menyoroti perlunya konservasi bagi spesies yang terancam dan kolaborasi dalam menjaga keberlanjutan pengobatan tradisional berbasis satwa.
Copyrights © 2024