Abstrak Indonesia kaya akan keanekaragaman bahasa daerah. Bahasa daerah merupakan salah satu aset budaya yang berharga di Indonesia. .Namun, akhir-akhir ini bahasa daerah mulai dimunculkan lagi pada media-media lokal ataupun nasional sebagai bentuk pelestarian bahasa daerah.film menjadi alat yang sangat efektif dalam mengampanyekan dan melestarikan bahasa daerah, atau sebaliknya, menggantikannya dengan bahasa yang lebih dominan. Salah satunya melalui Film Yowis Ben 2, Film ini terkenal karena menghadirkan bahasa daerah, terutama bahasa Jawa, dalam dialognya. Keberhasilan film ini dalam mempertahankan bahasa daerah dalam konteks perfilman menjadi fokus utama penelitian ini.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-deskriptif dengan teknik simak bebas libat cakap dan catat.Hasil penelitian menunjukkan setidaknya terdapat 4 data dalam bahasa Sunda dan 8 data dalam bahasa Jawa yang dapat diklasifikasikan sebagai upaya pemertahanan bahasa. Bentuk pemertahanan bahasa Sunda dalam film Yowis Ben 2 diindikasikan dari penggunaan beberapa pepatah dalam bahasa Sunda dan kosa kata yang memang menjadi ciri khas dari tindak tutur masyarakat Sunda. Sedangkan dalam bahasa Jawa,upaya pemertahanan bahasa yang terdapat dalam film Yowis Ben 2 adalah dimasukkannya bahasa Walikan yang merupakan ciri khas bahasa orang Malang, parikan yang menjadi ciri khas ludruk Jawa Timur, serta tembung entar dan penggunaan bahasa krama inggil yang menjadi khas dalam acara sakral budaya Jawa. Kata kunci: pemertahanan bahasa, Yowis Ben 2, film, sosiolinguistik Abstract Indonesia is rich in regional linguistic diversity. Regional languages are one of Indonesia's most valuable cultural assets. Recently, however, regional languages have begun to reappear in local or national media as a form of regional language preservation. Films have become a very effective tool in campaigning and preserving regional languages, or conversely, replacing them with more dominant languages. One of them is Yowis Ben 2, this movie is famous for featuring regional languages, especially Javanese, in its dialogues. The success of this film in preserving local languages in the context of cinema is the main focus of this research.This research uses a qualitative descriptive method with the techniques of free listening and note taking.The results show that there are at least 4 data in Sundanese and 8 data in Javanese that can be classified as language preservation efforts. The form of Sundanese language preservation in the film Yowis Ben 2 is indicated by the use of several Sundanese proverbs and vocabulary characteristic of Sundanese speech acts. In Javanese, on the other hand, the language preservation efforts contained in Yowis Ben 2 are the inclusion of Walikan, which is characteristic of the language of the Malang people, Parikan, which is characteristic of East Javanese ludruk, as well as tembung entar and the use of krama inggil language, which is typical of Javanese cultural sacred events. Keywords: language preservation, Yowis Ben 2, film, sociolinguistics
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024