Ketahanan komunitas menjadi indikator penting keberlanjutan sistem kesehatan nasional, namun tantangan seperti literasi digital rendah, keterbatasan akses teknologi, dan lemahnya integrasi administrasi kesehatan masih menghambat pencapaian layanan yang inklusif. Penelitian ini bertujuan mengkaji strategi administrasi kesehatan dalam meningkatkan ketahanan komunitas melalui penerapan inovasi teknologi dan pemberdayaan masyarakat untuk mendukung keberlanjutan layanan kesehatan. Pendekatan kualitatif deskriptif berbasis Participatory Action Research (PAR) diterapkan dalam kegiatan kolaboratif antara KABA Academic Society (Indonesia) dan KRIRK University (Thailand), yang dilaksanakan secara hybrid di Bangkok pada 30 Juni–2 Juli 2025. Program mencakup empat tahap: identifikasi kebutuhan, pengembangan teknologi tepat guna (komposter rumah tangga, digitalisasi pemasaran UMKM), pelatihan literasi digital, dan evaluasi dampak sosial-lingkungan. Hasil menunjukkan peningkatan keterampilan manajemen lingkungan, adopsi teknologi digital, serta partisipasi komunitas hingga 75% dengan penurunan limbah organik ±30%. Temuan ini menegaskan bahwa strategi administrasi yang mengintegrasikan inovasi teknologi dan pemberdayaan komunitas mampu memperkuat kapasitas lokal dan keberlanjutan layanan kesehatan, sekaligus menjadi model kolaborasi internasional yang efektif.
Copyrights © 2025